WARTA-SAINT – Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik (DPM FT) kembali menggelar acara, yang termasuk rentetan Pemilu Raya (PEMIRA) FT UTM 2019. Debat kandidat pasangan calon tetap gubernur dan wakil gubernur, serta ketua umum himpunan mahasiswa prodi beserta wakil pada hari Sabtu, (07/12) di halaman gedung RKB-F pukul 09.00-15.30 WIB. Pemira ini merupakan agenda menentukan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik (DPM FT), gubernur dan wakil gubernur, serta ketua umum himpunan mahasiswa prodi dan wakilnya pada periode tahun 2020.

Dalam pelaksanaan acara debat pasangan calon (Paslon) tetap kali ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik Prof. Dr. Ir. Rachmad Hidayat, M.T. dan Wakil Dekan III Fakultas Teknik bidang Kemahasiswaan Achmad Jauhari, S.T., M.Kom. Acara  ini dimulai dengan pengenalan hingga penyampaian visi-misi oleh calon anggota DPM-FT. Kemudian, dilanjut pengenalan identitas oleh calon ketua umum himpunan mahasiswa prodi yang ditetapkan secara aklamasi tanpa perlu visi-misi. Acara selanjutnya, proses debat oleh pasangan calon tetap gubernur dan wakil gubernur. Terakhir, yaitu acara debat oleh pasangan calon tetap ketua umum himpunan mahasiswa prodi dan wakilnya.

Proses debat paslon tetap berlangsung secara aman dan damai, meskipun acara sempat molor 1 jam setengah. Menanggapi hal itu, Muhammad Lutfi Hidayat selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa sebuah kegiatan tidak dapat dipastikan sepenuhnya, “ya namanya sebuah kegiatan, kita tidak dapat memastikan secara penuh. Setidaknya kita sudah berusaha secara maksimal untuk menghasilkan yang terbaik.”

Disisi lain beberapa mahasiswa FT juga menyayangkan pelaksanaan debat paslon diselenggarakan pada hari sabtu, yang mana merupakan hari non efektif  kampus. Hari sabtu juga biasanya digunakan para mahasiswa FT untuk berlibur ataupun pulang kampung. Dengan kejadian itu, memiliki pengaruh pada output yg dihasilkan dari prosesi debat. Seperti ungkapan Indra Wirawan mahasiswa Teknik Industri angkatan 16, “saya rasa sih pemilihan hari ini pasti sangat berpengaruh, soalnya dari debat ini tujuannya buat temen-temen mahasiswa teknik. Biar tahu visi-misi dari kedua paslon, kalau misalnya ditaruh hari libur kayak agak aneh juga. Terus debat ini buat siapa? Apa cuma buat pendukung atau beberapa orang yang menginap dikampus gitu.”

Tanggapan lain dari mahasiswa FT terhadap penyelenggaraan debat paslon dihari sabtu, yaitu adanya penurunan antusias mahasiswa. Seperti, ungkapan Tiwik Wicaksono wakil gubernur FT periode 2019, “untuk sekarang ini, menurut saya harinya kurang tepat, hari sabtu. Jadi mereka (red:peserta debat), kok saya yang debat audience nya kok segini, kan seharusnya visi-misi debat ini disampaikan kepada masyarakat FT. Jadi kalo audience nya yang sedikit seperti ini ya saya rasa menjadi pengaruh pada kedua paslon tetap.”

Ketua penyelenggara pemira mengungkapan bahwa teknik tidak ada liburnya, “kemarin sempat dari teman-teman bertanya tentang debat dihari sabtu. Teknik itu tidak ada liburnya, saya jawab itu. Kemudian dari masing-masing paslon itu silahkan diajak teman-temannya untuk meramaikan debat kandidat calon seperti itu,” ungkap Muhhamad Lutfi.

Dekan fakultas teknik Prof. Dr. Ir. Rachmad Hidayat, M.T. mengungkapkan bahwa debat kali ini seharusnya tidak dijadwalkan pada hari sabtu, “ya memang seharusnya tidak hari sabtu. Kami saja dosen tidak melakukan pemilihan senat dihari sabtu, tapi hari jum’at. Supaya tingkat kehadiran dari audiensi itu lumayan besar. Tapi bagaimanapun kita dari fakultas ya menghormati, ini kan hasil dari muswa.”

Rachmad berharap bahwa partisipasi dari mahasiswa FT saat pencoblosan lebih meningkat, “untuk pemilihan hari kamis ya. Walau sekarang yang hadir tidak terlalu banyak tapi saya berharap saat pemilihan semua mahasiswa teknik terlibat. Paling tidak 80% dari 4000 mahasiswa ft bisa berpartisipasi, saya juga mecoba untuk menyampaikan di grup wa ataupun sosmed supaya teman-teman mahasiswa bisa hadir.” (qy, can)