SAINT NEWS – Musyawarah Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (Muswa FT UTM) ke XVII tahun 2023 pada Minggu (10/12) yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FT UTM, di Ruang Rapat 201 Gedung Rektorat diwarnai walkout dari beberapa Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Muswa dihadiri oleh 32 peserta suara penuh dan peninjau gabungan dari delegasi Ormawa dan mahasiswa FT, dimulai dari 09.45 WIB dan selesai 17.30 WIB. Walkout terjadi karena kekecewaan delegasi Ormawa terhadap pembatasan suara saat agenda pemaparan hasil Laporan Pertanggung Jawaban Badan Eksekutif Mahasiswa (LPJ BEM) FT.

Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (Himatif) FT UTM, Luthvi Ramasandika Yustiadi mengatakan walkout terjadi dikarenakan tidak adanya musyawarah dan adanya pembatasan bersuara.

“Ya, perihal walkout tadi emang dari Himatif menyatakan walkout dari muswa. Karena yang pertama, saya rasa tidak adanya musyawarah secara mufakat dimana terjadi pembatasan perihal penanya ketika BEM FT memaparkan LPJ. Tadi itu dibatasi dua penanya, yang pertama itu Mas Jamaludin dari pengurus BEM FT dan juga ada Mas Amar selaku Ketum Inovasi,” pungkasnya.

Mahasiswa yang akrab disapa Rama, menambahkan pembatasan tersebut melanggar tata tertib pasal 17 ayat 1 terkait pengambilan keputusan.

“Sebelum masuk ke LPJ itu ada tata tertib, tata tertib itu (red: pasal 17) dijelaskan secara gamblang dan juga sangat jelas musyawarah dilakukan secara mufakat. Nah, ketika hal tersebut sudah dilanggar dan temen-temen yang lainnya tetep melanjutkan, saya rasa forum itu sudah tidak baik,” tambahnya.

Rama menyampaikan, akan berkomunikasi lebih lanjut dengan DPM dan BEM nantinya.

“Setelah walkout, sebenernya saya mau komunikasi lagi dengan DPM dan juga BEM. Apalagi habis ini temen-temen Ormawa yang lainnya akan melakukan Muswa dan Kongres juga dimana itu ada pelaporan ke DPM, kalo dari saya pribadi sedikit menghiraukan dari temen-temen karna kita juga dihiraukan. Dari yang walkout tadi, saya rasa banyak yang kecewa karena sudah berusaha semaksimal mungkin datang. Tapi di sana pun kita masih ada pembatasan demokratis dimana pendapat temen-temen itu masih dibatasi,” tuturnya.

Di lain sisi, Wakil Ketua Umum DPM FT UTM, Finas Ammar Annaser menanggapi terkait pembatasan kuota penanya merupakan kesepakatan forum.

“Lah, maksudnya apa yang mau dimusyawarahkan? Kan itu sudah kesepakatan forum tadi bahwasanya penanya itu dikasih dua kalau memang dari pihak Ketum Himatif tidak terima kenapa tidak dari awal mengajukan opsi,” tanggapnya.

Finas Ammar Annaser juga menjelaskan tidak ada dampak yang dirasakan dari walkout Ormawa.

“Tidak ada dampak apapun disitu, karna disitu Pak Jauhari Wakil Dekan (Wadek) 3, pas walkout Ormawa langsung datang dan Muswa langsung di lanjut. Alhamdulillah berkat panitia dan Ormawa kita bisa melaksanakan Muswa dengan baik meski ada problematika sedikit, dikarenakan ketidakpahaman dari salah satu BK FT,” jelasnya. (IVeed)