SAINT NEWS – Yudisium Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (FT-UTM) telah dilaksanakan Jum’at, 27 Agustus 2021 secara dalam jaringan (daring), melalui platform Zoom Meeting yang diikuti oleh 211 mahasiswa FT-UTM. Namun, tradisi arak-arakan mahasiswa FT-UTM  tetap berjalan di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara luar jaringan (luring) pada Minggu (29/08). Arak-arakan dimulai pukul 15.46 WIB dari gerbang lama UTM menuju ke gerbang utama UTM.

Arak-arak dimeriahkan dengan menyuarakan chant FT-UTM bersama-sama, dan dilanjut orasi dari setiap yudisiawan, kemudian disambung dengan ceremonial melepas almamater yudisiawan yang diserahkan ke Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) masing-masing dengan diiringi hymne Teknik Nusantara.

Wakil Dekan (Wadek) III FT-UTM, Achmad Jauhari mengatakan bahwa arak-arakan ini sudah menjadi tradisi fakultas teknik, sehingga tetap bisa dilakukan selama tidak mengganggu aturan dan masuk ke dalam kampus.

“Ini kan tradisi fakultas teknik. Selama tidak mengganggu aturan kampus, ya tidak masalah untuk dilakukan. Teman-teman juga tidak masuk ke dalam kampus,” tuturnya.

Achmad Jauhari juga menerangkan bahwa acara arak-arakan ini aspirasi dari mahasiswa fakultas teknik sehingga tidak perlu melakukan perizinan.

“Murni dari inspirasi teman-teman (red: mahasiswa fakultas teknik), saya pikir ya tidak perlu izin. Selama tidak masuk ke dalam kampus,” terangnya.

Koordinator lapangan (Korlap) aliansi teknik, Muhammad Hilman Fahri Firmansyah mengatakan bahwa arak-arakan ini sudah berjalan lancar walaupun dalam koordinasi yang begitu singkat serta konsep yang belum begitu matang.

“Alhamdulillah acaranya lancar walaupun koordinasinya mepet setelah dzuhur hari Sabtu kemarin, dan konsepnya belum matang. Itu juga karena surat keputusan dari fakultas yang keluarnya mepet untuk terkait yudisiumnya. Tapi syukur sudah bisa terlaksana,” ujarnya.

Korlap aliansi teknik juga menjelaskan bahwa yudisiawan yang dapat hadir hanya berjumlah lima orang dikarenakan dari pihak aliansi juga tidak dapat memaksakan kesediaan yudisiawan.

“Sebenarnya banyak (red: yudisiawan) yang belum bisa hadir, sehingga yang hadir hanya lima orang itu dari prodi teknik mesin satu orang, teknik elektro dua orang, dan teknik informatika dua orang. Karena kita tidak bisa juga memaksa kehendak dan juga harus menghormati dengan aktivitas kakak-kakak yudisiawan,” jelasnya.

Mahasiswa teknik informatika angkatan 2018 yang ikut serta mengarak yudisiawan, Kusuma Gigih Prakoso juga menambahkan jika arak-arakan terlaksana dengan antusias yang cukup tinggi.

“Acara arak-arakan ini alhamdulilah terlaksana dengan antusias yang cukup tinggi, karena massa yang datang diluar ekspetasi,” tambahnya.

Di akhir salah satu yudisiawan dari program studi teknik mesin angakatan 2016, Ahmadi mengatakan bahwa arak-arakan ini tidak semeriah tahun lalu dikarenakan dalam masa pandemi.

“Sudah bagus. Namun, tidak semeriah pada tahun lalu. Soalnya sekarang kan masa pandemi jadinya dibatasi untuk pesertanya dan kebanyakan dari mahasiswanya banyak yang pulang jadinya banyak yang tidak hadir,” pungkasnya. (Az, Rif, qyn, Uff)