SAINT NEWS – Beredar isu Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), tertangkap aparat yang bertugas mengamankan aksi demonstrasi, pada hari Kamis, 08 Oktober 2020. (09/10)

Aksi seruan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Univesitas Trunojoyo Madura (BEM KM-UTM) menyatakan sikap aksi tolak Omnibus Law. Dengan mengundang seluruh mahasiswa UTM yang tergerak hatinya untuk bergabung dan menyuarakan aspirasinya, yang dilaksanakan di Gedung Grahadi, Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, dan Kantor Gubernur.

Koordinator lapangan (Korlap), Kurdi, menyatakan bahwa ada kurang lebih ada 2.000 peserta aksi yang berasal dari UTM, “kurang lebih ada 2.000. Aman semua, hanya ada yang keseleo,” ungkapnya ketika dimintai keterangan lewat chat WhatsApp.

Kurdi menjelaskan bahwa persiapan seruan aksi ini diluar apa yang dipikirkan, “Alhamdulillah mengenai persiapan seruan aksi saya katakan diluar apa yang kita pikirkan. Termasuk, antusiasme mahasiswa UTM luar biasa,” papar mahasiswa yang menjabat sebagai ketua umum Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UTM.

Terkait isu yang beredar, mengenai beberapa mahasiswa UTM tertangkap oleh aparat, Kurdi sebagai korlap memaparkan bahwa belum ada kepastiannya.

“Sejauh ini masih belum tahu kepastiannya. Mereka entah kemana, kita lewat LBH (Lembaga Bantuan Hukum) sudah menghubungi tapi belum ada respon dari kepolisian”.

“Jika tidak bisa sekarang, artinya besok akan kita upayakan,” tambah Kurdi, terkait upaya yang dilakukan dalam menyikapi isu tersebut.

Mahasiswa Teknik Informatika, Kusama Gigih Prakoso yang juga mengikuti aksi, membenarkan terkait isu mahasiswa UTM yang tertangkap.

“Beneran dari UTM dan itupun salah satunya ada dari maba (mahasiswa baru), berangkat dari lamongan. Berangkat karena trigger dengan pamflet seruan aksi dari BEM KM. Ketika hilang, temannya ini laporan ke teman-teman teknik, yang kebetulan berkumpul,” jelasnya.

Kusuma Gigih Prakoso juga mengutarakan kekecewaanya kepada BEM KM, karena tidak adanya pendataan masa aksi di awal keberangkatan oleh BEM KM.

“Sampai mereka berangkat tidak ada pendataan resmi terkait siapa-siapa yang ikut. Untuk pengurus BEM KM sendiri mungkin sudah terdata tapi untuk mahasiswa UTM yang lain, mereka apa kabar”.

Mahasiswa yang akrab disapa Gigih ini, juga mencoba mengkonfirmasi kelanjutan mengenai mahasiswa yang tertangkap aparat kepada Kurdi selaku korlap.

“Ketika di tanyakan kepada BEM KM dan korlap mas kurdi itu jawabnnya masih proses dan dia hanya memproses yang ada laporannya. Jadi, dia tidak bisa mendata entah karena mager atau karena dia tidak punya data, aku tidak tahu.”

Gigih berharap kurdi selaku korlap, lebih mengutamakan untuk mengawal teman-teman mahasiswa yang tertangkap daripada yang yang sakit atau keseleo.

“Ayok, di kawal teman-teman yang ketangkap ini. Bukan cuma yang sakit atau keseleo saja, yang ketangkap ini lebih penting,” tutupnya. (Din, Can)