SAINT NEWS – Penyelenggaraan Pemira (Pemilihan Raya Mahasiswa) di Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (FT-UTM) tahun ini, sampai pada pelantikan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (KPUM FT-UTM) siang tadi (10/12). Acara pelantikan dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB secara daring, dengan menggunakan platform googlemeets.

Konsep Pemira sendiri masih belum bisa ditentukan oleh pihak KPUM-FT, seperti pemaparan Ketua KPUM FT-UTM terpilih, Sulton Aji Darmawan. “Konsep Pemira mendatang dan kemungkinan tanggal berapanya kita belum menentukan timelinenya secara jelas. Karena kita juga menunggu sosialisasi dari KPUM pusat (red: KPUM-KM), dan KPUM pusat tidak akan menyosialisasikan beberapa waktu ini karena pemilihan presma belum dilaksanakan,” paparnya.

Sedangkan, sistem Pemira FT-UTM akan diselenggarakan dengan sistem Electronic Voting (E-Vote) atas dasar dari Wadek III dan UU E-Vote. “Setelah saya konsultasi dengan pihak DPM bahwasanya pak Wadek III FT-UTM meminta semuanya online, karena keadaan seperti ini yang tidak tahu apa resiko yang akan di dapat. Dan juga berdasarkan pada UU Pemira, kalau tidak salah pada Bab III Penyelenggaraan Pemilu E-Vote Pasal 3,” tambah sulton.

Sulton memberikan himbauan kepada semua mahasiswa FT-UTM, untuk jangan merusak momentum Pemira FT. “Disini KPUM FT-UTM sendiri tidak berpihak kepada siapapun, oleh golongan manapun. Karena kita berada di tengah-tengah. Kepada semua mahasiswa FT-UTM, lebih tenang dalam menghadapi Pemira FT-UTM. Jangan sampai merusak Pemira ini bahkan sampai membenci satu sama lain, untuk FT-UTM yang lebih baik lagi,” tutupnya.

Disisi lain, Gubernur FT-UTM Muhammad Alfian Reza Hidayat yang hangat disapa Tejo, mengaku bahwa sampai saat ini dirinya belum mengetahui secara pasti, terkait penyelengaraan Pemira FT-UTM. “Sampai saat ini yang saya tahu sampai pembentukan KPUM saja, untuk penyelenggaraan kalau tidak salah kemarin akhir Desember. Hanya belum dipastikan sama KPUM, kan baru dilantik hari ini,” ucapnya.

Mahasiswa prodi teknik elektro tersebut memberikan tanggapan terkait dasar penyelenggaraan Pemira FT-UTM tahun ini. Bahwa menurutnya, demokrasi mahasiswa harus berasal dari mahasiswa tanpa dicampuri pihak lain.

“Setahu saya kalau memang demokrasi mahasiswa, tidak bisa dicampuri selain mahasiswa. Dan menurut saya bila memang dasar hukumnya pakai universitas, kenapa ada KPUM FT-UTM? Kenapa ada pemira ditingkat fakultas? Harusnya UU Pemira yang tidak jelas pembuatannya, yang tiba-tiba disahkan itu hanya menjadi acuan di fakultas, bukan dasaran, kalau memang ketika ada bagian legislasi di fakultas, kenapa harus mengikuti univ sepenuhnya?” paparnya.

Kemudian, di akhir Tejo juga memberikan himbauan kepada seluruh mahasiswa FT-UTM. “Sewajarnya dan seharusnya demokrasi mahasiswa tidak tercampuri oleh kepentingan pihak luar. Demokrasi mahasiswa haruslah murni karena menyangkut harkat dan martabat kita sebagai kaum terpelajar dan sebagai agen perubahan. Mahasiswa kini mulai dewasa dalam menyikapi demokrasi, hal ini harus beriringan dengan pelaksanaan pesta demokrasi yang sehat. Karena jika dari awal mahasiswa sudah tercampuri oleh pikiran pikiran praktis, maka hilang sudah kemewahan yang dimiliki oleh mahasiswa, yaitu idealisme,” pungkasnya.

Sedangkan, sampai berita ini diterbitkan pihak DPM FT-UTM masih belum bisa dihubungi.

Reporter : qyn

Penulis : qyn

Editor : Can