WARTA-SAINT – Musyawarah mahasiswa (MUSWA) Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (FT UTM) ke XIII diselanggarakan mulai (26/11) sampai 27 november 2019. Panitia dalam acara muswa ini yaitu dari anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik (DPM FT). Muswa yang mengusung tema “Membuka Gerbang Musyawarah Menuju Fakultas Teknik yang Demokratis” ini, diselenggarakan di laboratium sosial B02 yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Badan Kelengkapan (BK) dan anggota DPM fakultas teknik.

Hari pertama muswa (26/11) belum adanya draft dan informasi yang mendadak, panitia terkesan kurang persiapan. Seperti pengakuan, Muhammad Ifan mahasiswa Teknik Elektro, “Saya dapat info muswa dari ketua himpunan saya sekitar tiga hari sebelum muswa. Terkesan mendadak, karena muswa itu kan perlu dikaji. Jadi, pada waktu muswa tidak kosong” tuturnya. Mahasiswa Angkatan 2018 ini juga menjelaskan bahwa belum adanya draft berimbas pada molornya acara, “kemoloran memang wajar, kalau muswa atau di dalam suatu forum yang lebih besar. Karena hal-hal kecil perlu dipermasalahkan, sehingga mengakibatkan kemoloran. Seperti dari panita kurang persiapan, draft agenda sidang dan hasil muswa tahun lalu belum ada. Setelah dipertanyakan baru diprintkan, saya rasa dari panitia belum ada kesiapan,” imbuhnya.

Tidak jauh berbeda, Abdul Mukti Nurrohman ketua umum Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HIMATIF) juga mengungkapkan bahwa undangan baru diberikan H-1 acara dan belum adanya draft muswa mengakibatkan kemoloran.

“Waktu rapat kemarin, kami dari himatif memang ada persiapan untuk acara FAST (Festival Ajang Sinergitas Teknologi), seminar kita. Saya dapat kabar teman-teman, muswa tanggal 26-27. Dari DPM sendiri ngasih suratnya baru hari senin kemarin” ungkapnya.

“Kemoloran tadi gara-gara draft yang seharusnya di share sebelum muswa. Jadi teman-teman bisa mengkaji dulu, ketika hari H teman-teman bisa langsung tahu point-point yang perlu diganti. Print berkasnya, tadi juga lama” imbuh abdul. Mahasiswa semester 7 ini berharap dibentuknya Komisi pmilihan umum mahasiswa (KPUM), “Kalau bisa tahun depan membentuk badan sendiri untuk mengatur muswa yang Namanya KPUM supaya lebih rinci dan DPM tindak tumpeng tindih, karena fakultas lain ada KPUM” tutupnya.

Menanggapi hal tersebut, ketua pelaksana Muhammad Lutfi Hidayat mengungkapkan bahwa peserta terlalu antusias, “sebelumnya mohon maaf, dari pihak DPM sudah mempersiapakan 100%. Cuma, ketika mau dimulai saja peserta terlalu bersemangat dan antusias. Waktu itu hanya membahas agenda acara (red: belum membutuhkan draft yang lain). Lalu, solusinya pihak DPM langsung print dan fotocopykan, dan saya rasa berjalan dengan baik.”

Mahasiswa teknik mekatronika ini berharap untuk muswa selanjutnya peserta lebih kondusif, “untuk mahasiswa FT intelektual tetap kondusif, dan tidak mementingkan kepentingan pribadi masing-masing” imbuhnya.

Faishol selaku ketua umum DPM membenarkan bahwa terjadi kemoloran sehingga acara diundur,  “diundur itu benar, ya biasa teman-teman berpendapat. Kan banyak teman-teman delegasi, banyak yang berpendapat. Jadi, tidak sesuai dengan roundown. Tapi Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar.” Faishol juga berharap untuk tahun depan mahasiswa FT lebih antusias lagi di muswa, “untuk teman-teman, khususnya adik-adik saya. Untuk tahun depan, antusias dimuswa. Karena dimuswa itu benar kata teman-teman FT, kan ada rekomendasi, merekomendasikan pemimpin untuk tahun selanjutnya,” tutup Faishol. (CAN, Fi’, Dpp)