Seni Mencederai Rasa
Mataku berkedip, membawa kesadaranku kembali ketika terdengar dering telepon di meja samping kasur. Sekilas layar handphone itu menampilkan nama seseorang yang telah lama menjadi kekasihku, terdengar nada tinggi suara seorang lelaki Ketika panggilan tersebut kuangkat , “KEMANA AJA LO, HAH? DARI TADI DI TELEPON GA DIANGKAT, CHAT GUA GAK LU BALES. UDAH BERANI NYUEKIN GUE YA, NGERASA PALING PENTING BANGET JADI CEWE. TAU GA, GAK ADA YANG MAU SAMA LO KECUALI GUE. AWAS LO GA BALES CHAT GUE LAGI, MAMPUS LU!” Setelah puas marah-marah seperti itu, kututup panggilan. Setelah makian itu keluar, diam dan menghela napas panjang, dadaku sesak...
Read More