Kecerdasan buatan adalah salah satu bentuk kecanggihan teknologi di jaman milenial ini. Bukan hal yang mengejutkan lagi jika menyangkut tentang kecerdasan buatan. Salah satunya adalah SIRI, ALEXA, TESLA, dsb. Sebenarnya apasih Artificial Intelligence itu? Bagaimana pengaruh dari Artificial Intelligence? Dan apa manfaat dari Artificial Intelligence?

Artificial Intelligence adalah salah satu teknologi yang trend sejak tahun 2017. Definisi Artificial Intelligence tersendiri berbeda beda menurut beberapa peneliti. Menurut Stuart J. Russell & Peter Norvig (2003), Kecerdasan buatan adalah perangkat komputer yang dapat memahami lingkungannya dan dapat mengambil tindakan yang memaksimalkan peluang kesuksesan di lingkungan tersebut untuk beberapa tujuan.

Tujuan penilitian dari AI (Artificial Intelligence) meliputi penalaran, pengetahuan, perencanaan, pembelajaran, pemrosesan bahasa alami, persepsi dan kemampuan untuk mengerakan dan memanipulasi objek. Kecerdasan umum adalah salah satu tujuan jangka panjang dari AI. AI sudah menciptakan sejumlah besar alat untuk menyelesaikan masalah yang sulit pada bidang komputer. Bidang AI mengacu pada ilmu komputer, matematika, psikologi, linguistik, filsafat, ilmu saraf, psikologi buatan dan banyak lainnya.

Mengapa AI diperlukan dalam kehidupan jaman sekarang? Tentu saja perlu. Mengingat keterbatasan-keterbatasan dari manusia sendiri dalam melakukan pekerjaan. Misalnya, Seorang manusia hanya bisa bekerja sekian waktu dalam satu hari, beberapa dari kalian pasti pernah mendengar kalimat ini “Andai satu hari lebih dari 24 jam”. Dengan diciptakannya AI, manusia dapat “meminta” komputer untuk menyelesaikan permasalahan kompleks 24 jam/7 hari dalam setahun selama persediaan energi listrik ada. Sedangkan manusia akan fokus pada permasalahan lain yang masih belum bisa diselesaikan oleh mesin.

Lalu apakah adanya AI adalah keberuntungan tersendiri di jaman yang canggih ini atau malah menjadi malapetaka? Pasti ada pihak-pihak yang pro dan pihak-pihak yang kontra dengan munculnya AI ini. Bagi pihak pro, adanya AI dapat membantu meningkatkan mensejahterakan kehidupan manusia. Misalnya, adanya sebuah mesin dengan “kreativitasnya” dapat menemukan obat kanker, masalah kelaparan dunia, serta tata sosial yang optimal dibandingkan yang sudah ada.

Namun bagi pihak kontra, adanya AI akan menjadi malapetaka. Bagaimana tidak? AI secara tidak langsung akan menggantikan posisi-posisi manusia secara keseluruhan. Misalnya, dalam sebuah perusahaan. Seorang pemilik perusahaan akan lebih memilih menggunakan pekerja dalam bentuk robot pintar daripada harus mempekerjakan manusia dengan batasan-batasan kelelahan yang mereka miliki. Tingkat penggangguran akan semakin meningkat, apalagi di negara Indonesia ini. Seperti yang dikatakan oleh seorang fisikawan, Stephen Hawking “Saya takut kecerdasaan buatan akan menggantikan manusia secara keseluruhan. Mereka layaknya virus komputer yang dapat mengembangkan kemampuan dan mereplikasi diri” (Ve).