Perintah
Bersanding dengan selembar kertas putih
Oh...ada tanda tangan siapa itu?
Tergores apa disana?
Nampakkah engkau wahai jelata?
Perihal apa isinya.
Gejolak aksi yang membungbung di luar sana
Itu sebab lahirnya sebuah perintah
Riuh rendah gemuruh massa
Menuntut segera turunnya pemerintah
Yang dirasa kurang bijaksana.
Dirasa??
Hanya karena sebuah kata
Dirasa,
Hingga sang raja harus turun tahta
Dirasa.
Sudah tak sanggup memegang amanah
Dirasa
Hanya sebuah kata yang mampu mengubah
Namun itulah realitanya,
Hari dimana terjadinya
Momen yang tak lekang oleh masa
Hingga turun surat perintahnya. (KD)
Dirasa.
Surat Perintah
Pesawat kertasku 'kan melaju
Membawa surat perintah bagimu
Kata-kata yang hingga kini ku tak tahu
Tapi begitulah ia berseru
Surat perintah tlah di tanganmu
Kau baca dengan menggebu
Mengartikan bait yang keliru
Sambil piring sendok beradu
Sudahkah kau tahu
Apa makna tersurat di situ
Apa makna tersirat dalam kalbu
Lekat....
Kau tatap lagi kertas di tanganmu
Kau baui aroma bagai candu
Membuat bibir membisu
Lidah kelu
Otak beku
Mata syahdu
Tubuh kaku
Luka membiru
Surat perintah itu
Kini menuntunmu
Membawa ragamu
Melambungkan jiwamu
Menuju gerbang ke tujuh
Bernama orde baru (KD)
Anugerah Yang Salah
Di kesunyian malam itu
Gerimis datang menyerbu
Memberikan kesejukan pada setiap makhluk
Membagi kehidupan bagi semua yang hidup
Untuk rumput yang hampir kering
Untuk sungai yang telah dangkal
Untuk para katak penghuni bengawan
Namun .....
Tak sedikit diantara meraka yang mendongkol
Orang-orang berseragam itu
Selesai mencari nafkah, mereka tak dapat pulang
Tak dapat menemui keluarga
Emperan toko menjadi pelindung
Pelindung dari tumpahan Anugerah
Yang tak pernah mereka harap
Yang tak penah mereka Rindu
Mereka hanya menggerutu
Entah siapa yang mereka salahkan
Mungkin kepada Dzat yang menurunkannya
Yang telah salah menurunkan Anugerah
Yang tak tepat waktu dan tempat. (KD)
Dan Lalu Kuncupku
Peri dan Kuntum Lily di Gurun Lapelle
Anggrek Putih Untuk Anisa
Teknik Menagih
AMANAH KAMI DI TAHTAMU
Kala proklamasi terbaca dengan api semangat
Semangat tuk bebaskan negeri pertiwi
Dari derap jajahan setan setan asing nan bengis
Kini merdekalah tanah negeriku
Dengan segala kaya jiwa dan raganya
Demokrasi junjungan tinggi tiap rakyatnya
Dengan Pancasila nan sakti jadi baja kokoh fondasi
Waktu terus lari berpacu
Silih berganti tokoh pimpinan bangsa
Manusia manusia hebat datang dan pergi
Mencoba mempercantik pertiwi tercinta
Aturan dan kebijakan tercipta dan dipercantik pula
Semoga hanya dengan satu tujuan nan mulia
Membuat negeri tercinta makin kokoh dan tenteram
Bukan demi kenyang penjarah sejahtera rakyat
Sebab rakyat telah lebih berdaulat detik ini
Bebas tanpa cekikan tuk memilih figurnya
Dengan keyakinan tuk perbahan yang indah
Tuk berlajutnya hidup anak cucu kelak
Duhai pemimpin mulia pemangku bumi pertiwi
Bebaskan kami dari jerat belenggu nestapa
Bawalah ibunda pertiwi menuju tenteram nan hakiki
Wujudkan merdeka nan sempurna buat Indonesia
MERDEKA !! (AAN)