Seakan
waktu berhenti dan angin dingin masuk ke dalam ruangan Melati,sebuah kamar
rawat inap di RS.PHC,Tanjung Perak,Surabaya.Ditempat yang dingin dan serba
berwarna putih tersebut,Annisa terbaring kaku.Ia tidak bisa berbuat apa-apa
lagi selain menunggu waktu untuk ajal menjemputnya.
Dokter
telah memeriksanya secara intensif dan memprediksi bahwa usianya tidak akan
lama lagi,yakni kurang 2 minggu lagi,karena penyakit diabetes dan gagal ginjal
yang dideritanya sudah parah.Satu-satunya yang dia tunggu dan menjadi
permintaannya yang terakhir adalah bunga Anggrek Putih.Ya,bunga Anggrek putih
yang pernah dia lihat.
“Tapi,adakah
bunga Anggrek putih yang tumbuh di daerah Indonesia?” Tanya Alfin,sang kekasih,yang
sebenarnya tidak yakin.Yang pernah ia lihat hanyalah bunga anggrek bulan.”Tapi kalau Anggrek putih?” ia tidak yakin.
“Apakah engkau yakin
ada Anggrek berwarna putih,sayang?”
“Aku yakin.Aku pernah
melihatnya”.
“Bukan dalam mimpi?”.
“Bukan.Di sebuah
taman.Aku lupa taman itu.rasanya ada di daerah Kamal”.
Alfin
terdiam.Dari raut wajahnya terpancar keraguan,dan itu bisa ditangkap oleh
Annisa.
“Carilah,sayang.Jangan ragu-ragu.Hanya itu
permintaanku yang terakhir yang aku pinta darimu”.Annisa meyakinkan kekasihnya.
Kemudian
dengan rasa cinta,Alfin berangkat untuk mencari bunga tersebut,tanpa
ragu-ragu.Ia menuju taman-taman didaerah Kamal,UTM,dan menyelusuri seluruh
sudutnya.Tidak menemukan disana,iapun mencoba mencari bunga itu di toko-toko bunga yang ada di Surabaya.Selat
Madura pun dia lalui dua kali.Berhari-hari dia mencari bunga tersebut diseluruh
sudut daerah sekitar Surabaya-Kamal.Akan tetapi,dia masih belum mendapatkan
bunga Anggrek putih tersebut.
“Bunga Anggrek putih dimana
ya? Aku sangat butuh bunga tersebut ”.Tanyanya ke seorang mahasiswa UTM,sahabat
dekatnya.
“Ah,kamu ada-ada aja
deh.sampai ke Merauke pun kamu gak akan menemukan bunga tersebut”.
“Tapi,Annisa pernah
melihatnya”.
“Paling-paling itu
bunga mainan kali !!!”.
“Jangan bercanda!!! Ini
serius.usianya hanya tersisa seminggu lagi.Hanya sekuntum bunga Anggrek putih
yang bisa dia pinta dariku untuk terakhir kalinya ”.
“Kalau memang tidak
ada,ya harus bagaimana?”
Alfin
langsung lemas mendengar jawaban itu.Ia sadar,siapapun tidak akan menemukan
sesuatu yang tidak pernah ada,kecuali tuhan.Tapi,bagaimana dia harus meyakinkan
ke Annisa bahwa bunga itu tidak pernah ada di negeri ini,kecuali hanya ada
didalam mimpi.Jangan-jangan dia hanya melihat di dalam mimpi?.
Setelah
waktu Annisa kurang 2 hari lagi di dunia ini,kemudian Alfin mendatangi Annisa
ke RS.PHC,Surabaya dengan tangan kosong.Sesampainya disana ia melihat banyak
gerumunan orang yang mendatangi Annisa dan menangis di dekatnya.
Ia
kemudian langsung menghampiri Annisa dan ternyata Annisa telah berpulang dari
dunia ini.Alfin yang terkejut langsung memeluk jasad Annisa yang tersenyum
sambil memenggam beberapa tulisan di
sebuah kertas.
Maafkan
aku yang dari awal tidak mengatakan bahwa bunga Anggrek putih itu tidak ada
dimana-mana.aku hanya ingin bercanda untuk terakhir kalinya denganmu,kena deh!
Hehehe.
Bunga
Anggrek putih itu sebenarnya ada ,tapi hanya ada di halaman depan
rumahku.Setelah engkau terima tulisan ini dari aku,berarti aku sudah tiada di
dunia ini.Setelah aku tidak ada di dunia ini,tolong rawatlah bunga
Anggrek putih yang aku tanam ya.Maafkan aku ya kekasih ku…Selamat tinggal Alfin jelek.yeeeekkkkkkkk……..
Annisa
Setelah
Alfin membaca tulisan Annisa tangisannya menjadi semakin histeris.dan
pelukannya pun seemakin erat memeluk Annisa yang kini tidak bernyawa lagi.
“Bangun
Annisa………..kita akan berdua lagi seperti biasanya”. Ucap Alfin sambil menangis.
(MAH)
Be the first to reply!
Posting Komentar