Kecanduan Game Online di Kalangan GEN Z

Sumber : https://ids.ac.id/4-cara-aman-main-game-online/


Di era digital, game online seperti Roblox semakin populer di kalangan anak muda. Game ini menawarkan dunia virtual tanpa batas, di mana para pemainnya bisa berkreasi dan bersosialisasi dengan orang-orang dari seluruh dunia. Namun, di balik keseruannya, Roblox juga memiliki sisi gelap yang jarang disadari, yaitu kecanduan yang membuat pemain lupa waktu. Tak jarang, anak muda menghabiskan berjam-jam di depan layar hingga melupakan waktu belajar, tidur, bahkan interaksi sosial di dunia nyata. Lalu, apakah sebuah permainan masih bisa disebut hiburan jika pada akhirnya justru mencuri produktivitas generasi muda?

Kecanduan bermain game online bukan lagi sekadar isu sepele, melainkan masalah serius yang menggerogoti produktivitas anak muda. Permainan yang awalnya dimaksudkan untuk hiburan ini sering kali membuat pemain larut dalam dunia virtual berjam-jam tanpa sadar. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, beristirahat, dan bersosialisasi terbuang begitu saja. Dampaknya bukan hanya penurunan prestasi akademik atau kurangnya kualitas tidur, tetapi juga melemahkan keterampilan sosial dan manajemen waktu. Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat membentuk pola hidup tidak sehat yang merugikan masa depan mereka sendiri.

Salah satu faktor utama yang membuat kecanduan bermain game online menjadi semakin mengkhawatirkan adalah lamanya waktu yang mereka habiskan untuk bermain. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di tahun 2024 menunjukkan bahwa sekitar 30,30% masyarakat Indonesia bermain game online selama 2–3 jam per hari, dan 8,05% bermain lebih dari 4 jam per hari. Sejalan dengan data dari Indogamers (2025), pelajar dan mahasiswa di Indonesia rata-rata menghabiskan 4 jam setiap hari untuk bermain game online. Durasi yang panjang ini menunjukkan bahwa game bukan lagi sekadar hiburan ringan, melainkan telah menjadi bagian dari rutinitas yang berpotensi menggeser waktu produktif untuk belajar dan beristirahat.

Selain berdampak pada produktivitas, kebiasaan bermain game online secara berlebihan juga terbukti mengurangi kualitas tidur dan kemampuan berpikir. Hasil penelitian dari Ulpawati (2019) dalam Jurnal Ilmiah Zona Psikologi menunjukkan bahwa 7 dari 10 siswa kelas V SD Cendana di Batam memiliki kualitas tidur buruk akibat bermain game online selama 2–5 jam per hari dengan frekuensi 5–6 kali per minggu. Sementara itu, siswa yang hanya bermain 1–2 jam per hari memiliki kualitas tidur yang jauh lebih baik. Data dari Frontiers in Psychiatry (2021) turut memperkuat temuan ini dengan menyebut bahwa problematic gaming berkaitan dengan gangguan tidur serta menurunkan kemampuan fokus dan kontrol diri. Ketika waktu tidur dan kemampuan konsentrasi terganggu, anak muda akan lebih sulit mengatur prioritas dan menyelesaikan tanggung jawab akademik maupun sosialnya.

Kecanduan bermain game online juga memengaruhi kepribadian dan hubungan sosial pemainnya. Penelitian dari Marwinda (2022) dalam Jurnal Pendidikan dan Konseling mengungkap bahwa orang yang kecanduan game online menunjukkan berbagai perubahan perilaku, seperti mudah marah, cenderung tertutup, sulit bergaul, dan kurang peduli terhadap orang di sekitarnya. Kondisi ini sering kali dipicu oleh tekanan dari teman sebaya, komunikasi yang kurang harmonis dengan keluarga, serta minimnya pengawasan orang tua. Ketika interaksi di dunia virtual menjadi lebih dominan dibandingkan hubungan sosial di dunia nyata, remaja berisiko kehilangan keseimbangan emosional dan kemampuan untuk berempati. Fenomena ini menunjukkan bahwa kecanduan game online bukan hanya persoalan waktu bermain, tetapi juga masalah sosial yang perlu mendapat perhatian serius dari orang tua dan lingkungan.

Sebagian orang berpendapat bahwa game online seperti Roblox tidak selalu membawa dampak buruk. Mereka menganggap permainan ini bermanfaat karena dapat melatih kreativitas dan kemampuan bekerja sama. Melalui fitur membangun dunia virtual, pemain bisa belajar merancang, berinovasi, bahkan mengenal dasar pemrograman. Tak bisa dipungkiri, game online seperti Roblox memang dapat membantu pemain berkolaborasi sekaligus mengekspresikan ide-ide mereka. Namun, manfaat tersebut hanya akan terasa jika permainan dimainkan secara seimbang. Ketika waktu bermain tidak lagi terkendali, kesenangan yang seharusnya memberi manfaat justru berbalik menjadi kebiasaan yang menghambat perkembangan diri.

Pada akhirnya, kecanduan bermain game online mencerminkan tantangan besar di era digital yang perlu disikapi dengan bijak. Permainan seharusnya menjadi sarana hiburan dan pengembangan diri, bukan jebakan yang mencuri waktu dan produktivitas anak muda. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari pemain, dukungan keluarga, serta pengawasan lingkungan agar penggunaan game dapat berjalan seimbang. Dengan pengendalian diri dan manajemen waktu yang baik, Roblox bisa kembali menjadi ruang kreatif yang positif, bukan sumber masalah bagi generasi muda. (Anot)

 


Referensi :

https://pusatdata.kontan.co.id/news/rata-rata-orang-indonesia-main-game-online-1-jam-hingga-2-jam-per-hari

https://indogamers.com/lifestyle/49934/25032025/pelajar-dan-mahasiswa-paling-banyak-ngegame-habiskan-rata-rata-4-jam-sehari

https://ejurnal.univbatam.ac.id/index.php/zonapsikologi/article/view/540

https://www.frontiersin.org/journals/psychiatry/articles/10.3389/fpsyt.2021.675237/full

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/9587/7301

 





Romeltea Media
LPM - SAINT Updated at:

 
back to top