Mahasiswa teknik elektro
angkatan 2020 yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, bahwa email
kampus miliknya ada notifikasi aktivitas log in baru dari Telang. “Kemarin waktu disuruh ganti
password siakad, saya coba log in sudah tidak bisa. Padahal username sama password masih sama seperti dulu dan belum pernah diganti. Terus
waktu pagi tadi ada notif email, keterangannya ada aktivitas log in baru dari Telang,” paparnya.
Dirinya juga merasa kecewa
tidak dapat mengikuti pesta demokrasi tersebut dikarenakan hak suaranya telah
dipakai oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. “Waktu mau menggunakan hak
pilih malah tidak bisa karena sudah dipakai orang lain, jadi kecewa kak karena
tidak bisa ikut partisipasi waktu pemilihan,” imbuhnya.
Sementara itu, mahasiswa baru
program studi teknik mesin yang tidak ingin disebutkan namanya juga mengalami
hal yang sama, dirinya juga tidak bisa mengikuti Pemira FT karena hak suaranya
sudah ada yang mengisi. “Tadi sehabis matakuliah pertama saya mau nyoblos, lalu
pas saya buka link ternyata link-nya sudah terisi sendiri jadi saya
nggak bisa ngisi lagi. Tapi memang tadi pagi sekitar jam 10.00 WIB saya dapat
notifikasi dari google security bahwa
ada yang mencoba masuk ke akun email kampus saya,” jelasnya saat
dikonfirmasi via WhatsApp.
Dirinya juga merasa sakit hati
atas kejadian ini. Alih-alih memilih calon pilihannya, namun tidak sesuai
dengan yang diharapkan. “Ya jujur ya, saya sakit hati gitu,
awalnya kan saya ingin memilih calon yang terbaik menurut saya, ehh tiba-tiba
pas saya mau mengisi form ternyata udah gitu. Ya kalau menurut saya, ini
tidak adil,” imbuhnya.
Mochamad Mussyariful Akbar M, mahasiswa
teknik informatika angkatan 2020 juga membenarkan bahwa email kampus
miliknya sudah ada verifikasi mengisi form Pemira, padahal dirinya baru
tahu terkait adanya pemilihan umum di fakultas teknik. "Awalnya disuruh
ganti password dari kemarin-kemarin, namun saya hiraukan, karena belum
ada alasan kenapa saya harus menggantinya. Lalu tadi jam 07.30 WIB saya lihat
di grup angkatan disuruh ganti agar gak dipakai pemilu selain pemilik, lalu
langsung saya ganti. Sesudah itu saya ada kuliah sampai jam 09.00 pagi. Jam
11.00 saya lihat WhatsApp baru tahu kalau sekarang itu waktunya pemilu.
Makanya nanya ke teman, apakah wajib ikut Pemilu, lalu dijawab wajib. Pas mau
memilih malah sudah ada gini (red : google form sudah terisi). Lalu saya
chat ke teman kok punyaku gini. Lalu katanya aku sudah milih, padahal kabar
pemilu dan link pemilu saja baru tahu tadi,” jelas mahasiswa yang akrab disapa
Roby tersebut.
Roby juga menambahkan akibat
dari kejadian ini dirinya merasa kesal dan lega. “Bingung, kesal, dan lega.
Lega karena gak bingung lagi harus dukung siapa,” imbuhnya.
Senada dengan Roby, mahasiswa
teknik elektro angkatan 2020 berinisial MRS mengatakan bahwa sudah tiga hari
dirinya tidak bisa log in ke situs
siakad.trunojoyo. Saat dirinya mengakses link Pemira pun sudah ada verifikasi bahwa sudah mengisi form
Pemira. “Tiga hari yang lalu, sebelum ada kampanye. Ketika saya membuka link
(red : link Pemira) yang keluar juga langsung ini (red : verifikasi
sudah mengisi form),” paparnya.
Email kampus yang coba diretas memang
rata-rata milik angkatan 2020, karena password mereka banyak yang belum
diganti. Namun, ada beberapa mahasiswa fakultas teknik angkatan 2019 yang email
kampusnya coba diretas. Salah satunya Ajeng K, mahasiswa teknik industri 2019
yang emailnya ada notifikasi log in dari perangkat lain.
Untungnya, dirinya sudah menggunakan hak suara sesuai dengan pilihannya. “Tadi link
voting dikasih ke saya langsung saya vote,
kira-kira jam 08.40 WIB. Setelah itu 30 menit kemudian kalau gak salah ada
notif diHp saya tapi belum saya cek, saya ceknya grup angkatan terus saya iseng
buka akun dan email kampus dan ternyata ada pesan seperti itu (red: mencoba log in ke email kampus), begitu,” jelasnya.
Ajeng juga menyarankan para
mahasiswa lainnya untuk segera mengganti password email yang belum
diganti, agar tidak terjadi hal seperti ini lagi. “Mungkin kedepannya pesan
saya untuk mahasiswa lainnya, tolong password-nya yang belum diganti
dimohon untuk diganti supaya tidak terjadi hal seperti ini lagi,” imbuhnya.
Dimas, mahasiswa teknik
industri angkatan 2019 juga membenarkan bahwa ada yang mencoba menggunakan
sandi email kampusnya. “Pukul 08.22 WIB ada pesan masuk dari Google di email
saya. Ada yang mencoba menggunakan sandi saya untuk masuk, padahal saat itu
saya belum masuk ke link E-vote untuk menggunakan hak suara saya,”
jelasnya.
Dimas juga merasa kecewa
dikarenakan pesta demokrasi dalam jaringan (daring) yang pertama kali dilakukan
di UTM, harus diciderai oleh beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab. “Saya
kecewa karena E-Vote yang baru perdana dilakukan di UTM, langsung ada beberapa
oknum yang mencoba mencuranginya dengan membobol akun orang lain,” imbuhnya.
Syahdan, Feri Danafia S,
selaku ketua Panitia Pengawas Pemilu FT UTM (Panwaslu) menanggapi atas kejadian
ini, dirinya merasa kecewa atas kejadian ini. “Saya selaku Panwaslu sangat
kecewa terkait akun maba yang dihack,”
ucap mahasiswa teknik elektro angkatan 2017 tersebut.
Feri juga menambahkan, bahwa
belum ada yang melapor terkait permasalahan pada Permira FT kali ini. “Untuk
saat ini masih gak ada, soalnya masih belum ada yang melapor,”
imbuhnya.
Tim Reporter LPM Saint mecoba
menghubungi pihak KPUM FT baik secara langsung maupun via chat WhatsApp guna
menggali keterangan terkait masalah ini. Namun hingga berita ini terbit, Sulton
Aji Darmawan, selaku ketua KPUM FT belum bisa memberikan keterangan apapun
karena masih ada kesibukan. (Uff, li, Az, Dew)
Be the first to reply!
Posting Komentar