E-Fest tahun ini membawakan konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya. Dilihat dari kondisi, bahwa penyelenggaraannya saat adanya pandemi Covid-19, tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan.
Samsya Riyanto Darmaji selaku Ketua Pelaksana (Ketupel) juga mengungkapkan bahwa konsep E-Fest kali ini sedikit berbeda, dikarenakan adanya pelaksanaan secara online dan offline. “Alhamdulillah, acara hari ini berjalan lancar. Ya, memang sedikit berbeda dari tahun lalu. Karena untuk mahasiswa baru (maba) itu wajib tapi lewat online, sedangkan untuk umum dibatasi secara offline,” ungkapnya.
Samsya menambahkan, maba hanya dikenakan harga tiket masuk (HTM) 20 ribu, sedangkan untuk umum 40-50 ribu. Lalu untuk media yang digunakan adalah aplikasi zoom dan chanel youtube. “ Untuk maba kita hanya tarik 20 ribu sebagai HTM, dan yang umum dengan harga normal. Dan untuk platformnya kita gunakan zoom dan youtube,” tambahnya.
Ketupel E-Fest menerangkan, bahwasannya tidak ada sanksi khusus yang diberikan bagi maba jika tidak mengikuti E-Fest. “Sebenernya, tidak sanksi. Karena seperti acara tahun lalu. Bahwa ini merupakan lanjutan dari kegiatan Pesona. Jadi mungkin hanya ada pengurangan nilai ataupun lainnya,” terangnya.
Syahdan, untuk anggaran sendiri dikeluarkan mencapai belasan juta yang lebih banyak berasal dari HTM. “Untuk pengeluaran acara, mungkin kisaran belasan juta ya. Cuman juga sesuai dengan hasil yang diberikan. Pemasukan ada dari panitia juga, cuman kebanyakannya itu dari tiket masuk,” jelasnya.
Kemudian, Muhammad Dian Purnomo selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro FT-UTM menanggapi mengenai pelaksanaan acara E-Fest tahun ini. “Konsep sudah bagus, kendala pandemi yang membuat kurang maksimal. Konsepnya baru, karena mengenalkan setiap organisasi mahasiswa (ormawa) FT-UTM pada khalayak luas. Dan juga bagus karena bisa membuat acara diwaktu pandemic,” ungkapnya.
Disisi lain, Muhammad Alfian Reza Hidayat juga menanggapi terkait pelaksanaan E-Fest tahun ini, “Alhamdulillah, acara ini tetap ada di tahun ini. Ya, walaupun ditengah situasi yang agak kurang ajar sih,” ujar Gubernur FT-UTM.
Dipenghujung acara, kegiatan terpaksa selesai dikarenakan ada pihak terkait (red : kepolisian) menghimbau untuk menyudahi acara.
Gubernur FT-UTM pun angkat bicara mengenai hal itu. “Kami mengucapkan permohonan maaf sanget (bahasa jawa) (red : sekali/sangat), walaupun performanya kurang karena memang keadaan. Dan sebenernya kita sudah bicara dengan pihak terkait (red : kepolisian), tapi masih ya pasti diberi batasan. Dan itu juga disebabkan dari antusias penonton seperti maba yang ngotot untuk datang. Dari kita sudah melarang, dengan memberi HTM yang mahal. Tapi bagaimana, masih saja membludak,” jelasnya. (qyn/fhm/sm)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus