WARTA SAINT – Sampai berita ini ditulis, sertifikat yang dijanjikan akan diberikan kepada peserta yang lulus pada kegiatan Pengenalan Studi dan Organisasi XX (PESONA XX) masih belum terealisasikan. PESONA XX telah dilaksanakan setahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 5-9 Agusustus 2019 (19/20).
Mahasiswa Teknik Informatika 19, Muhammad Miftahul Huda, menyayangkan akan keterlambatan pemberian sertifikat ini.
“Seharusnya sertifikat pesona tahun kemarin bisa dibagikan kepada yang telah dinyatakan lulus. Sebab, misalkan dalam jangka waktu yang lama belum dibagi, ditakutkan akan timbul banyak masalah baru,” ungkapnya.
Mahasiswa Teknik Industri 19, Faiqotul Masruroh mempertanyakan tanggungjawab dari panitia.
“Sebenarnya tidak masalah, karena kita juga belum membutuhkan sertifikat dari pesona dalam waktu dekat. Tapi kembali lagi tanggungjawab dari panitia pesona yang perlu dipertanyakan. Seharusnya, setelah semua rangkaian acara pesona berakhir sertifikat juga harus ada,” jelasnya.
Sementara itu, Mahasiswa Sistem Informasi, Ferdiansyah yang belum dinyatakan lulus PESONA XX menyayangkan kurangnya koordinasi antara mahasiwa angkatan 2019 yang tidak lulus pesona dengan panitia.
“Seharusnya kelanjutannya itu, teman-teman angkatan 19 menyelesaikannya ke pak gub (tahun 2019). Jika, memang tidak lulus ospek bisa ngulang tahun ini dan jika memang bisa di selesaikan dengan baik maka di luluskan bersyarat,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Panitia PESONA XX Tiwik Wicaksono memberi keterangan bahwa keterlambatan pemberian sertifikat ini karena terkendala masalah dana.
“Terkait sertifikat biasanya dapatnya itu 2-3 bulan pesona. Untuk PESONA XX kami beserta dekanat terkendala masalah dana, karena kemarin itu adalah ospek fakultas paling lama yaitu 5 hari. Kemarin, kayaknya anggaran dari sertifikat itu masuk ke konsumsi. Jadi sampai sekarang pun dana untuk sertifikat tersebut masih ngambang, belum tahu cairnnya kapan.”
Lebih lanjut, Tiwik menjelaskan mengenai mahasiswa yang tidak lulus seharusnya mengikuti ospek lagi tahun ini.
“Untuk yang tidak lulus sekitar 81 anak kayaknya. Ketika mereka tidak lulus harusnya ikut tahun sekarang. Dikarenakan sertifikat belum keluar, kalau mau ikut tahun ini kayaknya kasihan panitia yang sekarang,” tutupnya.
Disisi lain, Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan Achmad Jauhari, mengungkapkan adanya kesalahpahaman antara panitia dan dirinya.
“Teman-teman panitia kemarin (red: Pesona XX) miss komunikasi dengan saya. Saya pikir sudah di cetak, ternyata belum. Makanya saya perintahkan untuk gubernur yang sekarang untuk mencetak sekalian 2 periode,” ungkapnya.
Mengenai mahasiswa yang tidak lulus, ia menjelaskan bahwa dapat mengulang di tahun berikutnya sebagai syarat mengikuti yudisium.
“Kalau tidak lulus otomatis harus ikut ospek ulang, tergantung orangnya mau ikut kapan. Kita fasilitasi mau ikut kapanpun sebelum dia lulus,” tutupnya. (Ly, dpb, Az)
Be the first to reply!
Posting Komentar