Tidak bisa dipungkiri diera abad ke 21
kebutuhan masyarakat akan kebersihan sangatlah penting. Kususnya masyarakat
Indonesia yang terdapat banyak tempat wisata kuliner, mulai dari restoran
mewah, rumah makan, warung, warteg dan banyak lagi penyedia wisata kuliner
lainnya yang tidak saya ketahui namanya tentunya kebersihan juga harus
sangatlah diperhatikan.
GLOBAL WARMING!, isu yang gempar
diperbincangkan di abda ke 21, isu itu diperbincangkan diseluruh dunia. Banyak
faktor yang menyebabkan GLOBAL WARMING menjadi isu yang hangat sekali dan tak
ada habisnya diperbincangkan, mulai dari gundulnya paru-paru bumi, meningkatnya
suhu di bumi, menipisnya lapisan atmosfer bumi dan banyak lagi faktor penyebab
isu ini hangat diperbincangkan.
Ya,, tisu!!! Siapa tak kenal
dengan benda ini?, benda ini dapat dengan mudah kita jumpai di restoran, rumah
makan, rumah kita, di kendaraan, perkantoran hingga di tempat pembuangan akhir
kita (toilet) pun tak luput dihinggapi benda yang satu ini. Benda ini menjadi
sangat penting ketika kita peduli akan kebersihan tangan kita. Namun, pernahkah
kita berfikir bahwa dengan menggunakan benda itu, kita turut menhyumbang faktor
yang menyebabkan globar warming????
Hohohoh tentunya kita harus tau
asal usul dari Benda halus ini. Tisu pertama kali dibuat tahun 1980 an,
perusahaan perusahaan yang memproduksi tisu kebnyakkan menggunakan bahan kulit
kayu yang dileburkan untuk
dijadikan
bahan baku pembuatan tisu. Bisa kita bayangkan bila kulit kayu yang digunakan
untuk bahan baku, berapa pohon yang harus ditebang untuk dijadikan tisu?.
Dapat diambil sebuah contoh,
dalam satu pack misalnya terdapat 20 lembar tissue dan dari 1 pohon berumur 6
tahun hanya bisa menghasilkan 2 pack tissue saja atau sekitar 40 lembar. Coba
saja hitung berapa banyak pohon berumur 6 tahun untuk membuat 1 lusin pack
tissue, itu kalau 1 lusin bagaimana dengan tisu yang beredar di seluruh dunia?.
“Terus kalo gag pake tisu
ngelapnya pakek apa kalo abis makan???”, tak disangka alasan seperti itu yang
paling banyak dilontarkan oleh pembeli makanan di warung yang saya wawancarai.
Mulai sekarang harusnya kita bisa mengurangi pemakaian tisu, dan juga harus
ditemukan formula untuk bahan baku pembuatan tisu yang tidak harus menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan. Banyak sebenarnya penemuan-penemuan yang bisa
dijadikan alternative dari pembuatan tissue, salah satunya adalah dengan
pemanfaatan kulit pisang & kulit singkong, harusnya pemerintah juga sadar
akan hal ini, dan mengambil langkah untuk mengurangi penebangan pohon sebagai
bahan baku tisu.
Tidak cukup sampai disitu bahan
lembut ini juga mengandung zat kimia pemutih yang disebut KLOR agar warna tisu
terlihat lebih putih cerah, akan tetapi zat kimia ini bisa menjadi racun bagi
tubuh kita karna sifat senyawa kimia ini adalah Karsinogenik (pemicu kangker).(ft)
Be the first to reply!
Posting Komentar