“ Tenanglah sayang, tak ada seorangpun yang ada
dihatiku kecuali kamu” kata Bagus terhadap pacarnya Fatimah yang sedang
menangis di depan lapangan bola sekolah. Bagus dan Fatimah adalah sepasang
kekasih yang sudah menjalani hubungan berpacaran sejak kelas satu SMA, sekarang
mereka duduk di kelas tiga SMA Negeri di Surabaya. Hari itu adalah hari yang sangat menyedihkan bagi Fatimah,
Dia yang sangat mencintai Bagus, yang berfikiran bahwa Bagus adalah yang
pertama sekaligus terakhir untuknya, merasa sangat terpukul. Dalam hatinya
ingin menjerit, ia berbicara pada bintang yang tak bisa medengar, ia bernyanyi
dengan matahari yang tak pernah mengerti akan nada dan irama, ia berseru meminta
pertolongan pada langit, namun tak ada jawaban. Dia bingung, ingin sekali ia
menampar wajah pacarnya itu.
Pada waktu itu adalah hari selasa, mereka berangkat
sekolah bersama seperti hari-hari yang biasanya, suasananyapun masih ceria.
Sampai pada bel pulang berbunyi , Fatimah menunggu Bagus di tempat parkir
sekolah tempat mereka bertemu untuk kemudian berboncengan menuju rumah. Namun
30 menit Fatimah menunggu Bagus yang tak kunjung datang, ia berfikir positif,
ia beranggapan mungkin Bagus ada pelajaran tambahan, tak heran juga toh Bagus
adalah anak IPA yang jadwalnya sangat padat. Namun Pikiran yang positif ini
berubah menjadi negatif setelah Fatimah menunggu selama 2 jam Bagus tak kunjung
kembali. Ia mencoba bertanya pada satpam “ Pak apa masih ada siswa yang masih
dikelas jam segini? “ tanya Fatimah. “ Oh kalau jam segini udah gak ada dek,
Tadi terakhir jam 4 kelas XII IPA 1 “ jawab satpam. Kebetulan waktu itu pukul 5
sore , dan jam pulang adalah pukul 3 sore. Jika ada jam tambahanpun maksimal
sampai jam 4 sore. Namun sampai jam 5 Bagus tak kunjung datang. Fatimahpun
mencari ke seluruh sekolah, setelah semua diperiksa dan tak ada seorangpun
siswa yang disekolah, Fatimah menjadi gelisah, hatinya menjadi semrawut, ketika
hampir putus asa dan berniat pulang jalan kaki, ia teringat ada satu tempat
yang belum ia datangi yaitu kamar mandi. Fatimah dengan cepat menuju ke kamar
mandi pria. Setelah sampai, ia membuka salah satu pintu tersebut, dan Fatimah
terkejut, ia melihat Bagus berciuman dengan Siska di kamar mandi pria. Tanpa
berkata ia langsung berlari sambil menangis menuju kelapangan bola. Bagus
kemudian berlari menyusul Fatimah dan meninggalkan Siska.
Bagus duduk disamping Fatimah dan berucap “ Sayang
maafin aku, aku gak bermaksud…….”. Belum selesai satu kalimat, Fatimah dengan
sigap memotongnya “ Sudah cukup aku gak butuh penjelasan kamu”. “ Sayang, aku
benar-benar minta maaf” kata Bagus. Tanpa merespon Fatimah berlari dan pulang
dengan jalan kaki.
Bagus merasa menyesal, tak ada komunikasi antar
keduanya selama 2 hari, Bagus mencoba untuk meminta maaf tapi tak ada satu
responpun dari Fatimah. Satu minggu telah berlalu, Fatimah yang melihat usaha Bagus
untuk mati-matian meminta maaf, akhirnya memberikan satu kesempatan. Ia
mengirimkan sebuah pesan “ Sayang maaf atas tindakanku yang tak menhiraukan
usaha meminta maafmu, namun jika Kamu masih sayang aku, nanti malam jam 8 temui
aku di Hotel Pandawa. Setelah menerima pesan itu, Bagus tersenyum ia berfikir
bahwa usahanya tidak sia-sia. Jam 8 kurang 5 menit, Bagus berada di hotel,
tempat mereka berdua berjanji untuk bertemu, Bagus menunggu di lantai dasar. Ia
menunggu sampai pukul 08.15, sampai akhirnya ponselnya berbunyi dan itu adalah
panggilan dari Fatimah. “ Sayang aku di kamar 239 kamu kesini ya!!!” kata Fatimah.
Kemudian Bagus menjawabnya “ oke sayang”.
Setelah sampai didepan pintu, Bagus memanggil Fatimah.
“Masuk langsung aja sayang !! kata Fatimah. Bagus pun masuk, dia kaget Fatimah
langsung menerkamnya dari samping, Kemudian mereka mulai Berhubungan dewasa.
“Ini adalah bukti cintaku kepadamu, jadi tolong
pertahankan aku” kata Fatimah, Bagus hanya tertunduk tak berdaya, sambil
berkata “Iya sayang”.
Setelah malam itu hari-hari berlangsung seperti
biasanya merka melakukan aktivitas seperti saat belum ada orang ketiga di
hubungan mereka. Dua bulan berlalu, tanpa disadari perut Fatimah membesar, Bagus
dimintai pertanggung jawaban atas perbuatanya terhadap Fatimah, karena selama
ini, Fatimah hanya berpacaran dengan satu laki-laki saja dan iapun Tidur
bersama dengan laki-laki hanya sekali yaitu pada waktu di hotel pandawa bersam
dengan Bagus. Fatimah yang di jauhi teman-temanya, ia bicara terus terang bahwa
ia tidur bersam Bagus, berita itu tersebar keseluruh sekolah dan mereka
dikeluarkan dari sekolah itu. Bagus yang merasa harga dirinya terobek, serta
iapun belum siap untuk menikah, mempunyai sebuah rencana. Pada waktu itu hari
selasa, saat pulang sekolah Bagus mengajak Fatimah kesuatu tempat, sampai tak
ada seorangpun yang datang, walaupun hanya sebatas lewat.
Bagus menyuruh Fatimah turun, ia berkata “ Fatimah,
aku sayang kamu” dengan secara bersamaan ia menusukan pisau kebagian perut Fatimah,
lalu ditinggalnya pergi.
Setelah malam tiba, Bagus yang tengah nonton TV
dirumahnya, ada dua orang berpakaian hitam dan ber jas hitam datang kerumahnya,
setelah mengetok pintu dan mengucapkan salam, salah satu dari orang tersebut
bertanya, “Adek namanya Bagus”. Baguspun menjawab “Iya pak, ada apa?”. Tanpa
basa-basi kedua orang yang pekerjaanya polisi itupun langsung membawa Bagus ke
kantor polisi.
“kenapa saya dibawah kesini pak?” tanya Bagus. “Kami
menemukan gadis perempuan, sebelumia meninggal karena tusukan pada perutnya, ia
menyebut nama anda dan sedikit tentang anda, kami juga sudah memeriksa
kronologis kejadian pembunuhan yang anda lakukan ini, Kami telah mengungkap
segalanya, ini ada surat dari korban “. Kata pemimpin polisi.
Bagus membuka surat itu, yang isinya adalah sebagai
berikut.
“ Bagus sayang, aku cinta kamu, mohon maaf sebelumnya
aku belum sempat cerita ke kamu bahwa selama ini aku mengidap tumor yang ada di
hati ku. Mungkin aku gak akan bisa hidup lama, namun setidaknya aku sudah
merasakan mejadi istri untukmu dihotel
pandawa pada waktu lalu. Aku mohon maaf, mungkin aku akhir-akhir ini aku agak
cuek dari kamu, namun itu semua kulakukan karena aku sakit, aku harus terapi
sayang, jadi maaf ya……..Oh iya , soal Siska, aku sebenernya udah maafin kamu
kok namun aku merasa marah pada diriku sendiri, karena gak bisa berikan kamu
kepuasan, sebagai seorang kekasih. Namun percayalah Cintaku abadi untukmu.
Fatimah.”
Setelah membaca surat tersebut Bagus meneteskan air
mata, ia meyesal, ia membunuh gadis yang sangat mencintainya. Dia melakukan
itu, karena beranggapan bahwa Fatimah hamil, namun dugaan itu salah, dan ternyata
Fatimah mengindap tumor hati. Segumpal darah yang membuat hidupnya merasakan
penyesalan abadi. Setelah kejadian itu, Bagus diproses, dan ia di fonis akan
tinggal di jeruji besi.
Karya : Bayu Fitriansah
Be the first to reply!
Posting Komentar