Judul Buku : Catatan Alam di Taiwan

Pengarang Buku : Nurwahyu Alamsyah

Jenis : Fiktif

Penerbit Buku : Bitread

Tahun Terbit : 2019

Jumlah halaman : 314

 

Bermula dari perjalanan belajar selama dua semester di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Taipei, Taiwan, Nurwahyu Alamsyah menuliskan segala pengalamannya dalam buku berjudul Catatan Alam di Taiwan. Buku ketiga dari penulis yang pernah menjadi dosen kontrak di kampus Universitas Trunojoyo Madura ini, memaparkan segala hal baru yang ditemui di negeri naga kecil asia. Ada beberapa catatan diunggah dalam blog pribadi milik penulis, dan selebihnya hanya ada di dalam buku ini. Bukan hanya mengenai  sistem pendidikan, melainkan perbedaan budaya, bahasa, lingkungan, dan pengalamannya bertemu dengan warga setanah air juga ikut andil tercatat dalam buku bersampul menara Taipei 101 ini.

Dalam buku ini, penulis membagi catatan dalam empat bab yaitu hello word, perjalanan, kampus dan lingkungannya, serta yang terakhir adalah bab belajar.

HELLO, WORLD!

Ada lima catatan dalam bab ini yakni singapura aku datang, mencari merlion di singapura, petualangan kejam di garden by the bay, panik di changi, dan selamat datang di Taiwan cong. Bab ini menceritakan tentang perjalanan penulis dari kota asal yaitu Madura hingga sampai ke Taipei, Taiwan. Drama selama perjalanan, beberapa peristiwa lucu, sampai keikhlasan hati yang harus meninggalkan keluarga, terangkum rapi menjadi satu bab pembuka.

 

PERJALANAN

Seperti judul babnya yaitu Perjalanan, dalam bab ini menceritakan perjalanan-perjalanan penulis di kota Taipei, Taiwan. Tidak seperti bab pertama Hello, word! yang hanya ada lima catatan, dalam bab Perjalanan terdapat cukup banyak catatan. Dari penulis menceritakan canggihnya konsep transportasi yang ada, travelling di beberapa tempat wisata Taipei dan sekitarnya, menemukan acara dan makanan halal, bertemu dengan warga Indonesia, memburu salju, sampai pada perjalanan Ramadhan di Taiwan. Mendapatkan sensasi Taiwan melalui catatan, kiranya itu kesan ketika tuntas membaca bab kedua dari buku ini. Semua tercatat secara rinci dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga, pembaca ikut terbawa akan suasana dalam setiap tulisan yang ada. Keindahan tempat wisata dari berbagai sudut pandang penulis, membawa pembaca mampu menggambarkannya dengan mudah. Melewati bulan ramadhan dinegara yang mayoritas non muslim dengan toleransi yang sangat dijunjung, jelas catatan ini mampu menyentuh hati setiap pembacanya. Dan masih banyak lagi catatan perjalanan yang lucu serta menantang terkupas habis dalam bab dua ini.

KAMPUS DAN LINGKUNGANNYA

Makan malam dengan professor? Mendapat angpou dari kampus? Beberapa catatan yang akan kita dapatkan dalam bab ketiga yaitu Kampus dan Lingkungannya. Bagaimana segala hal yang didapatkan penulis dikampusnya itu, tersusun rapi dalam setiap catatan yang ada. Dimulai dari lingkungan kampus yang bersih, serta sistem perawatan yang menjadi hal utama. Birokrasi yang mudah, dengan keramahtamahan warga lokal yang membantu turis kesasar. Perusahaan-perusahaan yang mendukung riset dari kampus. Hingga fasilitas kampus yang terbilang canggih, internet hingga ke dorm, notif perbaikan fasilitas yang rusak, informasi lengkap di website, intelligent transportation system, smart payment, dan masih banyak lagi. Selain itu, budaya ontime dan model pembelajaran yang menyenangkan, juga tak luput tercatat dalam bab ini.

BELAJAR

Menemukan keluarga dalam perjalanan mencari ilmu di negeri orang, cerita yang saya tangkap dari 16 catatan dalam bab terakhir ini. Dimana proses belajar mengajar, pengalaman bersama professor serta teman dari berbagai macam negara terangkum apik dengan kalimat mudah dipahami. Rasa saling memiliki, berbalut dengan pertukaran budaya serta berbagi antar teman, tergambar begitu nyata. Professor yang antusias, menulis kerangka penelitian, dan cara memberikan materi serta arahan terhadap mahasiswanya, juga tertulis dalam bab ini. Hingga akhir perjalanan penulis kembali ke kota asalnya, tertulis hingga bab ini. (CAN)