Di tengah maraknya kisruh politik yang di sebabkan oleh Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (revisi UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), yang di buat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan rencana pengesahan oleh presiden yang menuai banyak kontroversi di karenakan tidak logis nya dan cenderung memojokkan pihak tertentu. Jokowi meminta pembahasan RKUHP ditunda dan tidak disahkan oleh DPR periode 2014-2019. “Saya juga memerintahkan Menteri Hukum dan HAM untuk kembali menjaring masukan-masukan dari berbagai kalangan masyarakat sebagai bahan untuk menyempurnakan RUU KUHP yang ada,” ujar Presiden Jokowi.

Ratusan bahkan ribuan mahasiswa pun turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan keras terhadap ketidak adilan dan penyelewengan kekuasaan oleh pihak DPR. Para mahasiswa resah dengan kebijakan pemerintah di era politik saat ini. Bukan hanya di Gedung DPR RI, aksi sejumlah mahasiswa juga sampai pada daerah-daerah. Sejumlah Gedung DPRD di berbagai daerah, menjadi sasaran aksi. Seperti, kemarin (26/9/2019) sejumlah aliansi mahasiswa dan masyarakat bangkalan melakukan seruan aksi didepan Gedung DPRD Bangkalan. Aksi tersebut, diawali dengan orasi dijembatan suramadu, yang kemudian berlanjut menuju lokasi tujuan. Tidak hanya dibangkalan, sejumlah mahasiswa juga melakukan aksi didepan Gedung DPRD Jawa Timur. Dan, tidak hanya didaerah jawa saja, mahasiswa dari berbagai daerah diluar jawa juga melakukan aksi yang sama. Seperti di Sulawesi Tenggara (26/9/2019), Palembang (24/9/2019), dan Makassar (24/9/2019).

“Ada banyak kesempatan yang dimiliki presiden untuk menghentikan upaya pelemahan ini, tapi kecewa yang akhirnya kita alami,” ujar Najwa Shihab. Memang benar, kecewa itu dirasakan oleh sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi. Dikarenakan, tidak sedikit tuntutan yang disampaikan mahasiswa ditolak oleh penguasa, hingga aksi berujung risuh. Terjadi berbagai bentrok, hingga water canon dan gas air mata andil mewarnai sejumlah aksi. Miris, bahkan ada mahasiswa meninggal setelah melakukan aksi. Randy, merupakan aktivis mahasiswa yang berasal dari Kendari, Sulawesi tenggara. Mahasiswa dari fakultas perikanan ini, ditemukan tewas dalam keadaan luka tembakan di dada kanannya.

Aksi mahasiswa, dilatari dari  panggilan hati nurani, karena melihat negeri yang kian hari semakin miris. Atau seperti opini dari para politik elite, aksi mahasiswa ini ditunggangi oleh kepentingan politik. Apa yang terjadi, yang jelas Indonesia sedang berduka. (Ul/can)