Salah satu keinginan mahasiswa ialah mendapatkan beasiswa demi menunjang prestasi ataupun akademik perindividu. Juga seringkali beasiswa digunakan untuk membantu perekonomian keluarga yang sedang membutuhkan biaya lebih demi meneruskan pembelajar mahasiswanya menempuh jenjang D3/S1-Seterusnya. mulai dari beasiswa yang di khususkan bagi mahasiswa kurang mampu yaitu Bidikmisi atau PPA (Peningkatan Prestasi Akademik).

Beberapa faktor susahnya mendapatkan beasiswa itu sendiri ialah prestasi mahasiswa yang kurang atau nilai akademik dibawah ketentuan persyaratan mendapatkan beasiswa. Prestasi dibutuhkan demi melihat keaktifan dan skill mahasiswa dituangkan dalam bentuk lomba apakah benar mahasiswa tersebut layak memperoleh suntikan beasiswa. Menjadi poin penting dan nilai plus mendapatkan beasiswa menjadi lebih mudah karena didukung oleh sertifikat juara dibidang akademik ataupun non akademik.

Faktor adanya orang dalam juga menjadi momok menakutkan mahasiswa yang benar-benar berprestasi kalah karena faktor ini. Bagaimana tidak, setelah bersusahpaya bergelut tekun untuk memperoleh gelar juara telah dilakukan namun hasil untuk mendapatkan beasiswa tidak juga di dapatkan.

Setelah tahu beberapa faktor yang menjadikan mahasiswa susah mendapatkan beasiswa. Di sisi lain melihat peluang yang bagus untuk menambah uang jajan sekedar menutupi kebutuhan pribadi atau bahkan bisa meringankan beban orang tua membayar Uang Kuliah Tunggal    (UKT).

Berwirausaha atau istilah sekarang ialah Enterpreneurship yang memiliki arti mendirikan dan menjalankan subuah usaha  yang inovatif (Menurut Andre J. Dubrin, 2008). Tentu dengan berwirausaha sejak muda akan menumbuhkan jiwa enterpreneur yang memiliki sikap-sikap penting perlu di terapkan dalam keseharian mahasiswa salah satunya mental tidak pantang menyerah ketika usaha yang dijalankan tidak mendapatkan keuntungan atau bahkan rugi.

Mental seperti inilah yang diperlukan mahasiswa saat lulus nanti. Karena pada dunia kerja saat ini minim dan semakin sempit untuk lowongan pekerjaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan pada februari 2018 6,87 juta orang tidak memiliki pekerjaan atau menganggur. Terlebih lagi pengalaman pekerjaan sangat dibutuhkan jika mengaca pada perusahaan besar sedangkan mahasiswa yang baru lulus minim pengalaman kerja bahkan tidak mempunyai pengalaman kerja sedikitpun. Nilai IPK juga tidak bisa menjadi patokan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai karena IPK hanya akan mengantarkan sampai sesi wawancara saja selebihnya skill dan pengalaman teramat penting.

Mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif. Berpedoman pada arti tersebut mahasiswa yang merupakan civitas akademika haruslah berpikiran inovatif untuk mendirikan dan menjalankan sebuah usaha melihat dari peluang-peluang yang diperoleh  di lingkungan kampus. Apa saja usaha yang akan didirikan sesuai target konsumen tentunya diruang lingkup kampus yaitu mahasiswa, dosen, karyawan dst.

Berbagai saran seperti memanfaatkan IT atau kecanggihan teknologi saat ini untuk mendirikan usaha yang inovatif dapat dilakukan karena sekarang mahasiswa dituntut untuk melek IT supaya tidak ketinggalan jaman serba modern saat ini. Membuka usaha atau bisnis secara online juga termasuk pilihan yang tepat. Karena konsumen menginginkan yang serba cepat dan instan di era millenial.

Penulis: (Rofi’)