Salah satu jawaban terindah dari sosok kuat yang muncul dalam sisi kelembutan wanita adalah romantisme perjuangan. “ Wahai ibu kita kartini, putri yang mulia, sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia” bait terakhir dari lagu kebangasaan yang dikarang oleh Bapak WR. Supratman, adalah bukti dari keindahan perjuangan tersebut. Bukan lagi cerita yang sengaja dilupakan kaum muda, karena pada 21 April menjadi saksi nyata bagaimana perempuan pribumi melangkahkan kakinya sejajar dengan kaum laki-laki. Tombak awal tersebut bermula dari semangat Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau biasa kita sebut dengan R.A Kartini.

Emansipasi wanita, Memperjuangkan hak dan kesamaan derajat dengan pria pada zamannya, khususnya dalam hal pendidikan adalah hasil perjuangan beliau untuk perempuan-perempuan Indonesia. Dan akhirnya, hasil dari perjuangan tersebut sudah tergenggam oleh kitaa kaum perempuan. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pada zaman modern ini, kaum perempuan semakin mendominasi pekerjaan laki-laki bahkan menjadi pemimpin di dalamnya. Seperti Ibu Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai presiden RI kelima atau ibu Tri Rismawati yang akrab dipanggil Ibu Risma terpilih sebagai walikota perempuan pertama di Surabaya.

Demikian sejarah mencatat tentang perempuan Indonesia. Iya. Tidak lantas putih terus memutih, kala hitam masih benderang. “Habis Gelap Terbitlah Terang” catatan indah tentang perempuan, tapi sayang indahnya judul buku pahlawan kita ikut meluntur kala emansipasi yang diperjuangkan disalahgunakan. Karier yang sepatutnya menjadi kebanggaan kaum perempuan itu hancur kala korupsi-korupsi semakin mendominasi. Indonesia merekam kisah 46 pejabat perempuan terjerat kasus korupsi sejak tahun 2006 hingga 2016.

Lalu bagaimana dengan tahun 2017 dan 2018 hingga saat ini? Semakin bertambah atau masih sama?. Entahlah, masyarakat sudah paham hanya tak punya wewenang. Siapa tidak kenal dengan Angelina Sondakh, seorang artis dan politisi Indonesia yang pernah memenangkan kontes kecantikan puteri Indonesia 2001. Ia menjadi tersangka kasus korupsi dan suap terkait pembahasan anggaran proyek wisma atlet di Palembang pada tahun 2012. Beralih menuju korupsi kepala daerah yang diduduki oleh Siti Masitha Wali Kota Tegal, Sri Hartini Bupati Klaten Jawa Tengah, dan Rita Widyasari Bupati Kutai Kartanegara (Kukar). Hanya segelintir contoh kasus-kasus yang membuat pilu kaum perempuan di Indonesia.

 

21 April telah kembali, alarm terbaik untuk mengingat perjuangan emansipasi wanita. Agar tak hanya menikmati kemudahan saja tetapi menyadarkan diri untuk menjadi wanita cerdas penggenggam masa depan Indonesia. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar jika warganya berjiwa besar bukan hanya sekedar membesarkan ego dan eksistensi tetapi membesarkan pola fikir dan rasa cinta tanah air setiap warga itu yang penting. Karena dengan hal tersebut tak akan pernah adalagi arti dari penindasan yang ada hanyalah arti dari kasih sayang pada tanah pertiwi  (CAN).