SAINT NEWS – Taman “IKOMA” taman yang sedang hangat diperbincangkan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (FT UTM) (25/02). Disebut taman “IKOMA”, lantaran anggaran yang digunakan untuk pembangunan bersumber dari dana IKOMA FT (Ikatan Orang tua Mahasiswa Fakultas Teknik). Terletak didepan gedung Ruang Kuliah Bersama F (RKB-F), taman ini mampu dirampungkan hanya dalam waktu satu minggu. Pengerjaannya dilakukan saat libur akhir semester ganjil, dimulai dari akhir bulan Januari hingga awal Februari tahun 2020.
Ibrahim Nur Abdillah mahasiswa Program Studi Teknik Industri 2017 mengatakan taman ini bagus sebagai estetika dengan tata letaknya yang tepat, yaitu di depan gedung RKB F.
“Sebenarnya bagus untuk estetika, memang posisinya juga sudah tepat, ada di depan gedung,” jelasnya.
Mahasiswa semester 6 ini juga menambahkan, terkait keraguan dari sisi ketahanan, “namun, kalau dilihat dari sisi negatifnya itu. Apabila nanti semisal terjadi hujan deras atau apa. Entah itu tanahnya malah tambah kusut atau gimana kurang paham. Jadi, sebenarnya kalau untuk estetika bagus, tapi kalo untuk ketahananya sampai satu tahun itu, kayaknya jangka panjang kurang, kurang pas,” imbuhnya.
Disisi lain, Mita mahasiswi Program Studi Sistem Informasi 2019 mengatakan dengan adanya taman “IKOMA” ini gedung RKB F terlihat lebih hijau dan asri dari sebelumnya. “Menurut saya bagus, kayak keliahatan lebih hijau dan asri saja, kan juga musim hujan. Kayak asri dipandangan gitu,” tuturnya.
Ia juga berharap mahasiswa teknik mampu merawat taman yang sudah ada. “Ya kita mungkin lebih merawat taman yang sudah dibangun itu, dan juga tidak menginjak-injak nya,” tambahnya.
Latar belakang pembuatan taman ini bermula dari keresahan Prof. Dr. Rachmad Hidayat, MT., IPU., AER, selaku Dekan FT terhadap lahan kosong didepan Gedung RKB-F yang selalu gagal ditanami pohon, dikarenakan tanah gamping yang membuat airnya menggenang.
“Jadi gini di depan FT, kan ada dua lahan kosong ya. Nah itu, kami coba tanami pohon, tapi ternyata mati juga. Kenapa? Karena airnya menggenang. Karena di bawah ini bukan pasir, tapi tanah urukan, tanah gamping itu,” jelasnya.
Dari pihak dekanat FT, sempat mengajukan perencanaan pembangunan semenjak empat tahun yang lalu, “kami sempat mengajukan perencanaan. Namun, masih belum diterima atau di acc oleh pihak universitas, yang mana mereka (red: universitas) mengatakan masih dalam tahap perencanaan. Sebenarnya dari empat tahun yang lalu, pada Dekan periode pertama saya meminta untuk mengajukan ke universitas, untuk membuat taman. Tapi sampai saya selesai jadi Dekan periode pertama, ya masih perencanaan-perencanaan terus, janji-janji terus gitu.”
“Kami dari pihak fakultas tidak boleh menganggarkan dana untuk taman, karena yang memiliki kewenangan adalah pihak universitas. Hingga kemudian, kemarin ada sisa dana prestasi 2019 di IKOMA yang tidak terpakai, yakni sebesar 15 juta yang kemudian saya usulkan untuk pembuatan taman,” ungkap Dekan FT.
Usulan tersebut kemudian ditindak lanjuti oleh pihak IKOMA, dengan membawa konsultan asal Bangkalan Madura untuk membuat sebuah desain taman, yang ternyata menghabiskan biaya sekitar 268 juta.
“Begini, kalau dikerjakan sendiri tidak mungkin bengkaknya sampai segitu. Oleh karena itu, karena kita mendapatkan dana 15 juta. Saya mencoba dari sebelah kanan, karena memang yang gersang ada di sebelah sini. Jadi ya ini hasil taman dari dosen-dosen teknik, masih tahap awal. Nanti, selanjutnya kita kembangkan terus,” jelas rahmad.
Dekan FT menutup taman ini dijadikan sebagai differensiasi atau pembeda dari fakultas lainnya, “taman ini adalah pembeda antara Fakultas Teknik dengan fakultas lainya, jadi tolong dijaga. Cuma itu yang saya minta, persoalan mengenai dana perawatan sudah ditanggung oleh fakultas. Jadi mahasiswa tinggal menikmati saja.”

Reporter : Fhm, Az
Editor : Red, CAN