SAINTNEWS-Pengenalan Studi dan Organisasi Fakultas Teknik atau biasa di sebut PESONA pada tahun ini dilaksanakan selama 5 hari (4/08).

Kegiatan yang ditangani oleh 160 panitia, 24 Dewan Pewakilan Mahasiswa (DPM), serta sekitar 15 panitia dari pihak dosen dan karyawan mengusung tema “Sinkronisasi dan Kolaborasi Mahasiswa Fakultas Teknik yang Bangga akan Almamater dan Bangsa”. Pengambilan tema ini mengacu pada adanya marchingband sebagai bentuk sinkronisasi dan kolaborasi. “Rapat pertama kita sudah usulkan. Kenapa kita mengambil tema ini karna di tahap kolaborasi disini kita ada marchingband, jadi kita mengsinkronasikan dan mengkolaborasi semua apa yang ada di Fakultas Teknik ini seperti supporter, kita ambil tiap-tiap dari mahasiswa prodi. Untuk yang marchingband sendiri kita tadi sudah latihan, insyaAllah untuk ospek pesona, kita adakan hari terakhir,” jelas Tiwik Wicaksono selaku ketua pelaksana dari pihak mahasiswa.

Dengan total 867 peserta dari enam prodi di Fakultas Teknik, PESONA ke XX ini rencananya akan dilaksanakan selama 5 hari dimulai pada tanggal 5 sampai 10 Agustus 2019 bertempat di Gedung Cakra sebagai lokasi utama. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya rentetan ini terbilang lebih panjang, seperti yang telah diutarakan Anang Setyo Purnomo Gubernur Fakultas Teknik “Jumlah hari lebih banyak, karena disini kita lebih melibatkan beberapa prodi untuk terjun. Setelah ospek fakultas untuk tahun ini ospek prodi tidak bisa langsung dilaksanakan karena kepotong hari raya. Untuk pengenalan prodi ini dilaksanakan setelah masuk kuliah. Maka, untuk mengantisipasi sebelum masuk kuliah pengenalan prodi ditarik ke fakultas, makanya sampai 5 hari. Tapi, tetap pengenalan prodi serentak dilaksanakan pada tanggal 17-18 itupun dengan konsep yang berbeda” jelas mahasiswa teknik industri ini. Sedangkan terkait isu mengenai dihapusnya ospek prodi, Anang membantah bahwasanya itu masih belum pasti “Itu masih belum resmi, cuma omongan. Sampai sekarang  belum ada surat resminya” imbuh Anang.

Seperti halnya Anang, Muhammad Dzakii Hasan selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) juga mengutarakan hal yang sama “Sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari pihak dosen. Para ketua-ketua himpunan masih ada yang KP dan KKN, nanti mau ke pihak dosen terkait tindak lanjutnya” tutur mahasiswa semester 7 ini. “Dari pihak hima prodi sendiri kemarin tidak setuju, hanya belum ditindak lanjuti saja. Katanya prodi akan dikenalkan di pesona, barangkali hanya kulitnya” tambah Dzakii. “Dari pihak dosen, katanya yang pertama menginginkan teknik harus beda, yang kedua menghemat anggaran” imbuh Dzakii mengenai alasan ditiadakannya ospek prodi.

Hal tersebut, dibenarkan oleh Hanifudin Sukri selaku ketua pelaksana dari pihak dosen “Untuk tahun ini wadek 3, pengennya tidak ada lagi istilah ospek prodi, termasuk saya menyepakati itu. Makanya kenapa waktu pesona agak panjang. Salah satunya lagi meminimalisir dana sehingga dana yang biasanya untuk ceremonial di ospek prodi bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa, namun untuk sekarang masih belum bisa sempurna. Kita berusaha mengikuti aturan menteri yang ada,” jelas dosen yang akrab dipanggil bombom ini. Setiap prodi sendiri juga akan mendapatkan anggaran dana, “Tidak jauh berbeda dari dulu yang kita load di pesona, mungkin yang bengkak di konsumsi. Prodi tetap dapat anggaran, bagaimanapun itu haknya dan prodipun harus mengadakan acara kegiatan, dalam tanda kutip bukan ospek” imbuhnya.

Selain itu, menurut informasi yang didapat dari Hanifudin Sukri terkait konsep baru ini  nilai-nilai dari prodi yang bisa digeneralkan ke pesona akan dimasukkan, yang tidak bisa akan ditangani prodi. “Teman-teman prodi kita kasih waktu di 17 dan 18 untuk lebih memperkenalkan prodinya, dipesona juga dikasih satu waktu untuk memperkenalkan semua prodi. Lebih dalamnya di tanggal 16 dan 18 itu, konsepnya saya maunya berbeda” ujarnya.

Sementara itu, hingga berita ini terbit Ahmad Jauhari selaku Wakil Dekan 3 bagian kemahasiswaan belum memberikan penjelasan karena sulit ditemui. (CAN, Um, Dew)