Sejumlah 111 dari 867 mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura, dinyatakan tidak lulus ospek tingkat fakultas atau Pengenalan Studi dan Organisasi (PESONA) XX 2019. (10/19)

PESONA yang telah dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 10 agustus, masih bergulir hingga saat ini. Pasalnya, masih ada mahasiswa baru (maba) yang dinyatakan tidak lulus Pesona. Seperti, surat keputusan nomor 260/UN46.1.31/2019, ditetapkan oleh Rachmat Hidayat selaku dekan pada tanggal 5 agustus 2019, poin pertama tertulis : “Orientasi tingkat Fakultas ini bersifat wajib bagi mahasiswa baru dan bagi mahasiswa yang belum mengikuti Pengenalan Studi dan Organisasi (PESONA) atau ospek tingkat Fakultas sebagai syarat untuk Yudisium”. Sehingga, pada tahun ini mahasiswa yang tidak mengikuti pesona serta melanggar peraturan (tidak memotong rambut bagi laki-laki) dinyatakan tidak lulus.

Selasa, 22 Oktober 2019 website milik BEM-FT (Badan Eksekutif Mahasiswa-Fakultas Teknik) menerbitkan nama-nama mahasiswa yang tidak lulus Pesona. Sejumlah 112 maba ditetapkan tidak lulus oleh panitia. Namun, ketua pelaksana dari pihak mahasiswa Tiwik Wicaksono menyalahkan bahwa jumlah yang benar adalah 111 maba “ada 111 peserta yang tidak lulus, diwebsite ada 112 karena ada 1 orang dengan dua nama” tuturnya.

Dari pengumuman yang telah diterbitkan pihak BEM-FT, memicu beberapa mahasiswa yang tidak lulus tidak terima. Pasalnya, beberapa mahasiswa tidak mengikuti pesona dikarenakan ada halangan dan sudah menyertakan surat masih dinyatakan tidak lulus. Menyikapi hal ini tim warta-saint melakukan penelusuran secara responden dengan lebih dari empat puluh maba, dan menemukan adanya maba yang sudah menyertakan surat namun tidak diluluskan. Seperti pengungkapan maba yang dinyatakan tidak lulus, Davindra W.T.S mahasiswa Teknik Elektro bahwa hasil kelulusan pesona ini belum relevan.

“Saya sakit dan sudah menyertakan surat izin dari dokter,” ungkapnya ketika dimintai keterangan.

Hal lain tak jauh berbeda juga diungkapkan Almarus Salsa, mahasiswi Sistem Informasi “banyak yang izin sakit dan dinyatakan tidak lulus,” terangnya.

Menyikapi hal tersebut, Tiwik Wicaksono selaku ketupel mengungkapkan bahwa tidak menerima surat ijin sakit berupa foto dan harus berupa file asli “Setelah Pesona jika ada pengumpulan surat sudah kami tidak terima”. Karena itu dari pihak panitia Pesona menyertakan narahubung dalam website yang telah diterbitkan “Kami menyantumkan narahubung di web, biar mereka yang merasa yakin pantas lulus bisa menghubungi narahubung itu,” ungkapnya. “saya apreasi bentuk usaha dari mereka, karena ini yang kami harapkan dari maba. Mereka berfikir kritis. Sudah ada dua prodi yang sudah ketemu SI dan elektro” imbuhnya.

Setelah beberapa mahasiswa  baru melakukan audiensi untuk meminta keterangan pada panitia pelaksana. Akan ada perombakan data mahasiswa yang tidak lulus. Namun tetap dari pihak panitia pelaksana ospek Pesona memberikan konsekuensi bagi mahasiswa yang tidak lulus “konsekuensi yang tidak lulus pesona, jadi harus mengulang ospek Pesona tahun depan” jelas Tiwik Wicaksono.

Hanifudin Sukri atau yang biasa disapa Pak Bombom selaku ketua pelaksana dari pihak dosen juga menjelaskan pengumuman ketidaklulusan sengaja diumumkan lebih awal “Supaya ada waktu sanggah dari mahasiswa, contohnya kemarin ada orang tua mahasiswa telpon saya” ungkapnya.

Pak Bombom menjelaskan maba diminta mengerjakan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) karena salah satu dari aturan ospek Pesona “PKM itu kan salah satu aturan, kalau anda mau lulus pesona aturannya anda harus bikin PKM” ujarnya.

Selain itu, pak bombom juga memaparkan bahwa metode yang diterapkan saat ini akan diikuti fakultas lainnya”saya yakin tahun depan, justru fakultas lain akan mengikut kita. Karena warek tiga sedang merancang kurikulum kemahasiswaan, saya salah satu timnya,” imbuhnya. (CAN, Rof’, Yaq, Zi’)