Yudisium Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (FT-UTM) gelombang 1 dan gelombang 2 semester genap tahun akademik 2019/2020, dilaksanakan secara daring (25/08).

Sebanyak 179 mahasiswa/i FT-UTM melaksanakan yudisium secara daring, dengan memanfaatkan layanan komunikasi video yaitu google meet. Peserta yudisium pada kali ini berasal dari 5 program studi (prodi) yang ada di FT-UTM. Dari prodi Teknik Informatika berjumlah 47 mahasiswa, Sistem Informasi 5 mahasiswa, Teknik Industri 89, Teknik Elektro berjumlah 36, dan dari prodi Teknik Mekatronika berjumlah 2 mahasiswa.

Acara yang dimulai pukul 12:50 WIB, diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan Dekan FT, penyematan slempang untuk yudisiawan terbaik, pembacaan do’a, dan penutup. Proses yudisium dilaksanakan di tempat peserta yudisium masing-masing, dan di gedung RKB-F bagi 4 yudisiawan terbaik beserta jajaran dekanat.

Dr. Ir. H. Rachmad Hidayat, MT, IPM selaku Dekan FT-UTM, pada sambutannya menyampaikan bahwa pandemi ini mengakibatkan aktivitas dikampus tidak bisa dilaksanakan secara langsung. Seperti proses yudisium FT yang biasanya mengundang animo adik-adik tingkat untuk mengarak peserta yudisium.

“Dengan kondisi pandemi covid-19 seperti sekarang yang kita laksanakan, hampir 1 tahun kita tidak bisa melakukan aktivitas yang menjadi rutinitas Perguruan Tinggi khususnya FT-UTM sebagaimana biasanya,” ungkapnya.

Dekan FT yang menyandang gelar guru besar ini berharap pandemi segera berakhir dan bisa bertatap muka dengan peserta yudisium ketika wisuda. “Marilah berdo’a semuanya, supaya pandemi ini segera cepat berakhir. Dan kita bisa diberi kesempatan ketemu di akhir pada saat adanya proses wisuda. InsyaAllah, tahun ini dibulan september UTM belum melaksanakan wisuda. Baru melaksanakan wisuda kalau tidak ada halangan dan Covid-19 ini berakhir. InsyaAllah sekitar dibulan maret,” tutupnya.

Pada sambutannya, Rachmad juga menyebutkan nama-nama dari yudisiawan terbaik. Adapun daftar mahasiswa tersebut yaitu Nur Indra Afriansyah Teknik Elektro 16 dengan IPK 3,91 sebagai yudisiawan terbaik, terbaik 1 dengan IPK 3,75 Muhammad Nur Mustofa mahasiswa Teknik Industri, terbaik 2 atas nama Yusuf Eka Setiana dari Teknik Industri dengan IPK 3,72, dan yudisiawan terbaik 3 dari Teknik Elektro Rania dengan IPK 3,70.

Nur Indra Afriansyah sebagai yudisiawan terbaik menyampaikan beberapa tips dirinya agar bisa menjadi lulusan terbaik. “Berdoa, berusaha dan bertawakal. Teknik memang susah, tapi jangan dijadikan beban, hadapi dan jangan banyakmengeluh, karena semua akan selesai kalau dikerjakan bukan dikeluhkan. Intinya semangat aja, percaya sama cita-cita, taruh semua mimpimu, harus dan wajibkan satu persatu terwujud bagaimanapun caranya,” ungkapnya.

Prosesi yudisium kali ini terjadi ditengah pandemi yang dilangsungkan secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun rentetan acaranya tetap sama seperti biasanya namun kali ini prosesi yudisium memberikan suasana yang berbeda, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Dzaki Hasan dari Teknik industri 16, “prosesnya tetap sama, tapi yudisium online rasanya kurang wow hanya lewat visual google meet. Temen-temen banyak yang kecewa juga karena tidak ada arak-arakan seperti biasanya. Tapi mau bagaimana lagi ini kan demi kepentingan bersama.”

Untuk pertama kalinya prosesi yudisium dilakukan secara daring dirumah masing-masing. Tidak meratanya ketersediaan jaringan internet menjadi salah satu kendala dalam prosesi yudisium kali ini. “Kebetulan saya tinggal di pulau, jadi ada kendala di koneksi sehingga sering keluar dari google meet,” jelas Cholifatur Mariana Putri peserta yudisium dari prodi Sistem Informasi 16.

Disisi lain, Erin Riskawati yudisiawati dari Teknik Informatika 16 mengungkapkan harapannya terkait perkuliahan kedepan.  “Semoga Covid-19 bisa cepat berlalu sehingga bisa melakukan kegiatan perkuliahan secara normal. Sulit rasanya untuk beberapa prodi di teknik jika harus mengerjakan skripsi dan harus bimbingan secara online,” jelasnya. (Ye,Li,J,Zal)