Dunia perkuliahan akan segera sampai pada pertengahan semester. Yang artinya, gonjang-ganjing hidup mahasiswa sudah diambang kesadaran. Musim dimana mahasiswa diperumit masalah laporan, praktikum, bahkan bimbingan pkl dan skripsi yang makin menodong. Tak jarang pulang pada masa ini mahasiswa tertekan bahkan drop hingga tak bisa mengikuti kegiatan perkuliahan secara maksimal.

Secara keseluruhan kehidupan mahasiswa memang seperti itu. Lalu untuk teknik? Apakah jauh lebih berat? Atau malah lebih ringan? Atau pernyataan diatas hanya bualan orang-orang yang hanya menakut-nakuti saja?

Banyak pernyataan yang bilang “teknik itu keras” nah memang teknik itu batu dikatain keras? Atau pernyataan “teknik itu berat” teknik bukan barang saudara, dia tak bermassa. Atau pernyataan tentang “teknik itu sibuk” ini nih yang perlu untuk diluruskan. Pada dasarnya memang resiko menjadi makhluk hidup itu sibuk. Bukan teknik yang membuat kita sibuk. Bukan dosen dengan segenap tugasnya yang membuat kita keteteran. Banyak mahasiswa teknik yang aktif akademik juga aktif organisasi tapi mereka tetap bisa berjalan bersama-sama. Namun tak jarang pula kebijakan orang-orang berkuasa yang membuat kita pusing. Membuat rasanya ingin cepet-cepat lari dari kenyataan menjadi seorang mahasiswa. Tak jarang juga mahasiswi melontarkan pernyataan “pengen nikah saja” saat hal luar biasa itu terjadi.

Sebegitukah berat kehidupan mahasiswa? Entahlah, tergantung seberapa kuat kalian menghadapi dunia itu. Seberapa tangguh tekad kalian menuntut ilmu. Dan seberapa jauh kalian terkubur dalam liang ketidaksanggupan melawan keruwetan model kehidupan perkuliahan.

Penulis: (fm)