Pandemi Covid-19 saat ini  sunguh mengacaukan tatanan dunia. Diberitakan dari IDN Times, virus yang  berasal dari negeri China ini mampu melumpuhkan manusia hanya dengan berinteraksi secara langsung. Dilansir dari kompas.com, penyebarannya pun sangat pesat, tercatat lebih dari 204 negara terinfeksi oleh virus tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19.

Dilansir dari CNN Indonesia, virus ini sudah memakan lebih dari 170 orang dari penduduk Indonesia. Salah satu penyebab virus ini mudah menyebar di Indonesia, karena Indonesia merupakan negara dengan sektor pariwisata. Sehingga  menyebabkan semakin banyak koban berjatuhan.

Dikutip dari Kompas.com, nilai dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat terhadap rupiah, akibat kepanikan pasar menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan data dari Bloomberg pada Jum’at (03/04/2020) pukul 09.03 WIB, kurs rupiah berada pada level Rp.16.445 per dollar AS. Rupiah menguat 50 poin (0,3%) dibandingkan penutupan Kamis (02/04/2020) pada level Rp.16.495 per dollar AS.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah hari ini akan bersifat sementara karena penguatan indeks saham Asia dan AS yang terdorong kenaikan harga minyak. Baca juga: Topang Rupiah, BI Belum Berencana Kontrol Lalu Lintas Devisa. Indeks saham Asia dibuka menguat mengikuti penguatan indeks saham AS, karena prospek kenaikan harga minyak mentah dunia yang bisa mengangkat harga saham big cap perusahaan minyak.

Penurunan nilai tukar rupiah saat ini lebih didorong oleh psikologis pasar yang terganggu akibat pandemi Covid-19. Pasar khawatir penyebaran akan semakin meluas dan akan menekan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Dampak yang ditimbulkan, yaitu terguncangnya sektor yang bahan bakunya impor. Ditengah kondisi ini kita bisa mendapatkan laba, karena meningkatnya kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan. Bersumber dari detikFinance, 90% ahan baku berasal dari luar negeri. Sehinngga sangat sensitif terhadap biaya operasional yang terus meningkat.

Sementara itu, dari sektor pariwisata juga berpengaruh dalam naik-turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya adanya penurunan daya beli secara drastis.

Diperparah dengan adanya kebijakan lockdown di sejumlah negara, dilakukan sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus corona. Dengan adanya kebijakan ini mengakibatkan aktivitas ekonomi berkurang dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. Sama halnya Indonesia, yang saat ini mengalami kelumpuhan sementara diberbagai sektor.

Penulis : Ly

Editor : CAN, Red